Rabu, 26 November 2014

WORKSHOP INDENTURE GLOBAL BOND PT PLN (PERSERO)

Bali,8/2/2014Bertempat di Hotel Mercure Kuta Bali, PT PLN (Persero) menggelar acara Workshop Membahas Indenture Global Bond PT PLN (Persero) terkait dengan rencana bisnis PT PLN (Persero) serta Anak Perusahaan. Acara ini diikuti oleh seluruh Anak Perusahaan PT PLN (Persero) hadir diantaranya Direksi, Bidang Pendanaan/ Bidang Keuangan, Bidang Legal dan Bidang Pengembangan Usaha yang seluruhnya berjumlah 69 orang peserta.Acara tersebut dibuka oleh Bp. Muhammad Ikbal Nur, Bp Rawan Insani dan Bp Gong Matua. Hadir sebagai pembicara Mr. Robert dari Linklaters dan Bp. Pram dari Hadinoto Hadipranoto and Partners (HHP). 

Selasa, 25 November 2014

CNG GRESIK SIAP DIBANGUN

jakarta (26/06/2014)General Manajer Unit Induk Pembangunan (UIP) VIII Wiluyo Koesdwiharto,didampingi Kepala Satuan Pengembangan Sistem Manajemen Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Ahmad Jati Prasetyo, Project Manager CNG (Compressed Natural Gas) Gresik RDW Manurung, dan perwakilan konsorsium meresmikan pembangunan proyek Gas Compressing Facility

 PRE-QUALIFICATION INVITATION FOR THERMAL MODUL POWER PLANT
Jakarta (24/03/2014) PT PLN Enjiniring mengundang perusahaan yang memiliki pengalaman untuk mengikuti Pre-Qualification (PQ) untuk proyek PTMPD dengan kapasitas gross 1100kW - 1300 kW dengan skema BOOT. PQ dapat diambil di: PT PLN Enjiniring (PLNE) c/o Panitia Pengadaan Barang dan Jasa PTMPD NIas Utara, Jl. Aipda KS Tubun I/2, lantai 2, Petamburan - Jakarta 11420. 

Senin, 24 November 2014

FORUM KOMUNIKASI BULAN APRIL 2014

jakarta (25/8) PT PLN Enjiniring menggelar acara Customer Day untuk mendengarkan suara pelanggan dan mendapatkan umpan balik terhadap kualitas dan penyelesaian produk. Selain itu, kegiatan ini diperuntukan sebagai apresiasi PLNE kepada para pelanggan yang telah setia menggunakan jasa perusahaan. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2014 di Hotel Santika Premiere Slipi – Jakarta.
Hadir sebagai keynote speaker, Bapak Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi PT PLN (Persero) yang menyampaikan informasi-informasi strategis di sektor ketenagalistrikan yang dapat menjadi peluang bisnis di masa yang akan datang. Dilanjut dengan paparan Direktur Utama PLNE, Bapak Zainal Abidin Sihite yang menyampaikan perkembangan PLNE Terkini dan peluang usaha yang ingin diraih oleh PLNE di masa depan.
Pada sesi terakhir, digelar acara diskusi mengenai kepuasan pelanggan dimana sebagian besar peserta yang hadir memberikan kritik dan masukan positif untuk perbaikan PLNE dimasa depan untuk kompetensi dan kinerja perusahaan yang lebih baik.

Acara ‘Customer Day’ ini dipandu oleh MC ‘Super’, Hilbram Dunar, acara tersebut berlangsung dengan menarik terbukti dalam laporan pelaksanaan acara yang mengungkapkan bahwa 83% menyatakan acara ini ‘menarik’ dan 14% menyatakan acara tersebut ‘sangat menarik’. Ketua Panitia, Katherine Amaranila mengucapkan terima kasih kepada seluruh Direksi, Kepala Satuan, Sekper dan Seluruh Senior Manajer yang turut berpartisipasi mendampingi para pelanggan serta kerja keras seluruh Panitia yang menjadikan acara ini terselenggara dengan lancar dan baik. Semoga tahun depan acara ini dapat dilaksanakan lebih meriah dan lebih bermanfaat lagi bagi PLNE.            

Minggu, 23 November 2014

okasi dan Tempat Perusahaan

Lokasi dan Tempat Perusahaan


UBP Priok terletak di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan pertimbangan sebagai berikut:
  • Alasan teknis, suplai gas untuk memasok PLTGU berasal dari kilang lepas pantai sehingga keberadaan UBP Priok yang menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk PLTGU haruslah berdekatan dengan lokasi kilang tersebut.
  • Alasan non-teknis, adalah faktor kebisingan, keamanan kerja, dan lingkungan mengharuskan UBP Priok terletak jauh dari kawasan pemukiman dan pada area yang terisolasi.

Sabtu, 22 November 2014

proses Penyaluran Tenaga Listrik

proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tenaga listrik yang dikeluarkan dari Penghantar Listrik PLTG (17) bertegangan 15,75 kV dan dari Penghantar Listrik PLTU (18) bertegangan 18 kV kemudian dinaikkan oleh Main Transformer menjadi 150 kV untuk selanjutnya diinterkoneksi pada sistem jaringan Jawa-Bali

II.2.2 Keuntungan Penggunaan PLTGU Priok

Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di UBP Priok merupakan suatu kelebihan tersendiri dikarenakan beberapa alasan berikut:
  1. Efisiensi thermal dari PLTGU mendekati 42%. Efisiensi ini berarti bahwa biaya operasi (Rp/kWh) akan lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lain yang juga menggunakan energi thermal
  2. Pad awal penggunaannya, PLTGU menggunakan gas propane yang hasil pembakarannya tidak mencemari lingkungan. Akan tetapi, akibat berbagai keadaan di lapangan, akhirnya penggunaan gas tersebut kemudian dibatasi dan sebagian pembangkitnya menggunakan HSD sebagai bahan bakar.
  3. Pengendalian PLTGU dilakukan secara komputerisasi, di mana pengaturan dan pengoperasian dapat dikendalikan dari satu ruang kontrol yang terintegrasi.
  4. 1 (satu) blok PLTGU dapat mencapai kondisi beban maksimum hanya dalam waktu sekitar 150 (seratus lima puluh) menit.
  5. Keberadaan fasilitas sistem diagnosa yang memudahkan prosedur pemeliharaan.

Jumat, 21 November 2014

Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok

 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok

Pada prinsipnya PLTGU adalah penggabungan PLTG dan PLTU, dengan memanfaatkan energi panas yang terbuang dari hasil pembakaran pada PLTG untuk memanaskan air pada HRSG (Heat Recovery Steam Generator) sehingga menghasilkan uap yang mampu menggerakkan turbin. Siklus yang terjadi pada PLTGU merupakan siklus tertutup yang terdiri dari siklus turbin gas dan siklus turbin uap. Dengan demikian energi dimanfaatkan secara optimal.
Saat ini PLTGU Priok memiliki dua blok pembangkit. Setiap blok terdiri dari 3 unit PLTG dan 1 unit PLTU. Pembangunan pembangkit listrik dimulai pada 25 Maret 1992 dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI pada 18 Januari 1994.

Kamis, 20 November 2014

kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Unit Pembangkitan Priok

Sampai saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Unit Pembangkitan Priok merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki SDM profesional yang ahli di bidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola perusahaan dengan baik. Terbukti dengan berhasilnya mendapat sertifikat ISO 9002, ISO 14001 dan SMK 3 dan ISO 9001 versi 2000.
Mesin – Mesin yang dimiliki dan dikelola oleh UBP Priok adalah:
  • PLTD Senayan
Jumlah unit : 4 Unit
Kapasitas per Unit : 2,52 MW
Kapasitas Total : 10,08 MW
  • PLTD Senayan
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 3,00 MW
Kapasitas Total : 6,00 MW
  • PLTG Priok
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 26,00 MW
Kapasitas Total : 52,00 MW
  • PLTGU Priok – Gas Turbine
Jumlah Unit : 6 Unit
Kapasitas per Unit : 130 MW
Kapasitas Total : 780,00 MW
  • PTGU Priok – Steam Turbine
Jumlah Unit : 2 Unit
Kapasitas per Unit : 200,00 MW
Kapasitas Total : 400,00 MW

Rabu, 19 November 2014

Sejarah dan Profil UBP Priok

Sejarah dan Profil UBP Priok


PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan Priok merupakan salah satu unit bisnis pembangkitan besar yang dimiliki oleh PT. INDONESIA POWER. Saat ini terpasang 16 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 1.248 MW terdiri dari dua unit PLTG siklus terbuka, enam unit PLTD, dua blok PLTGU yang setiap bloknya terdiri dari 3 unit turbin gas dan 1 unit PLTU.
Pertengahan tahun 1960, dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Jakarta khususnya dan Jawa Barat pada umumnya, maka PLN Eksploitasi XIII membangun PLTU konvensional 1 dan 2. Namun pada tahun 1989, dengan mempertimbangkan berbagai faktor maka PLTU 1 dan 2 tersebut tidak dioperasikan lagi.
Pesatnya pembangunan di segala bidang khususnya industri maka di tahun 1972 dibangun 2 unit PLTU 3 dan 4. Setelah sekian lama dioperasikan, unit ini pada kondisi Reserve Shut Down.
Berikutnya dibangun PLTG John Brown, kini dipergunakan oleh PLTA Suralaya untuk unit Black Start, lalu dibangun lagi 2 unit PLTG Westing House dan GE 4, 5, 6, 7. Saat ini PUB 6 direlokasi ke PLN wilayah Sumatera bagian selatan yang letaknya di daerah Indragiri Palembang, sebagai pengelola PT. Cogindo anak perusahaan PT. Indonesia Power, sedangkan unit 7 Draw Back to GE. Unit 4 dan 5 direlokasi ke Bali menjadi PLTGU Pemaron.
Terdapatnya 2 unit PLTG yang istimewa yaitu PLTG 1 dan PLTG 3 yang dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik dari luar (Black Start), apabila terjadi pemadaman total (Black Out). Energi listrik yang dihasilkan dapat dipergunakan untuk menghidupkan unit pembangkit lainnya, kemampuan ini sangat menunjang dalam rangka pemulihan kembali sistem kelistrikan Jawa – Bali. Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini tidak dioperasikan setiap hari.
Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkitan Priok juga mengelola 6 unit PLTD Senayan beroperasi tahun 1961. PLTD Senayan Kebayoran, melalui feeder VIP hingga saat ini memasok kebutuhan energi listrik ke gedung MPR, Gelora Bung Karno dan TVRI.
Tanggal 25 Maret 1992, PLN menyertakan konsorsium internasional yaitu ABB dan Marubeni untuk membangun 2 blok. Dengan menggunakan kabel bawah tanah, listrik sebesar 150 KV disalurkan ke GI Plumpang dan GI Ancol. Selain itu listrik juga dialirkan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV ke Kemayoran I/II, Plumpang I/II. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk dioperasikan maka dilakukan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Selasa, 18 November 2014

2 dimensi perilaku

2 dimensi perilaku tersebut bertautan dengan:
  1. Integritas; berpikir benar, bersikap jujur, dapat dipercaya, dan bertindak profesional.
  2. Sikap melayani; berusaha memenuhi komitmen terhadap kualitas pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
  3. Komunikasi; melakukan komunikasi yang terbuka, efektif, dan bertanggung jawab serta mengikuti etika yang berlaku.
  4. Kerja sama; melakukan kerja sama yang harmonis
  5. Tanggung jawab
  6. Kepemimpinan
  7. Pengambilan resiko
  8. Pemberdayaan
  9. Peduli biaya dan kualitas
  10. Adaptif
  11. Keselarasan tujuan
  12. Keseimbangan antara tugas dan hubungan sosial

Senin, 17 November 2014

Proses Penyaluran Tenaga Listrik

Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Tenaga listrik yang dikeluarkan dari Penghantar Listrik PLTG (17) bertegangan 15,75 kV dan dari Penghantar Listrik PLTU (18) bertegangan 18 kV kemudian dinaikkan oleh Main Transformer menjadi 150 kV untuk selanjutnya diinterkoneksi pada sistem jaringan Jawa-Bali

II.2.2 Keuntungan Penggunaan PLTGU Priok

Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di UBP Priok merupakan suatu kelebihan tersendiri dikarenakan beberapa alasan berikut:
  1. Efisiensi thermal dari PLTGU mendekati 42%. Efisiensi ini berarti bahwa biaya operasi (Rp/kWh) akan lebih rendah dibandingkan dengan pembangkit lain yang juga menggunakan energi thermal
  2. Pad awal penggunaannya, PLTGU menggunakan gas propane yang hasil pembakarannya tidak mencemari lingkungan. Akan tetapi, akibat berbagai keadaan di lapangan, akhirnya penggunaan gas tersebut kemudian dibatasi dan sebagian pembangkitnya menggunakan HSD sebagai bahan bakar.
  3. Pengendalian PLTGU dilakukan secara komputerisasi, di mana pengaturan dan pengoperasian dapat dikendalikan dari satu ruang kontrol yang terintegrasi.
  4. 1 (satu) blok PLTGU dapat mencapai kondisi beban maksimum hanya dalam waktu sekitar 150 (seratus lima puluh) menit.
  5. Keberadaan fasilitas sistem diagnosa yang memudahkan prosedur pemeliharaan.

Minggu, 16 November 2014

filosofi pt indonesia power

5 filosofi dasar PT. INDONESIA POWER adalah:
  1. Mengutamakan pasar dan pelanggan
  2. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan
  3. Memelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi
  4. Menjunjung tinggi etika bisnis
  5. Memberi penghargaan atas prestasi

Sabtu, 15 November 2014

visi misi mendorong tujuan pt indonesia power

Adapun visi dan misi tersebut ditentukan sebagai suatu media dalam mendorong tercapainya tujuan dari PT. INDONESIA POWER, yaitu
  • Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
  • Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
  • Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
  • Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan.
  • Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, sertamendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.

Jumat, 14 November 2014

SDM indonesia power pada persaingan global

umberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu: Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.

Kamis, 13 November 2014

PLN Rombak Direksi Indonesia Power

 PT PLN (Persero) merombak jajaran dewan direksi dua anak perusahaannya, yaitu PT Indonesia Power (IP) dan PT Pembangkitan Listrik Jawa Bali (PJB). 

Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar di Jakarta, Jumat (23/10), mengatakan, pergantian tersebut merupakan upaya penyegaran sekaligus menyelaraskan dengan strategi bisnis PLN ke depan. "Pergantian ini adalah hal yang biasa," ujarnya. 

Direktur Utama IP yang sebelumnya dijabat Tony Agus Mulyantono digantikan Deputi Direktur Utama Bidang Sumber Daya Manusia PLN Joko Hastowo. Tony mulai 1 November 2009 akan memasuki masa pensiun. 

Adapun dewan direksi IP baru lainnya adalah Direktur Pengembangan dan Niaga Supangkat Iwan S, Direktur Produksi Mustiko Bawono, Direktur Keuangan Dewi Sri Wahyunie, dan Direktur SDM Firman Dini. 

Sementara itu, Komisaris Utama IP dijabat Murtaqi Syamsuddin yang juga Direktur Operasi Jawa-Bali PLN. Direktur Utama PJB yang saat ini dijabat oleh Agus Pranoto akan diganti Susanto Purnomo yang sebelumnya Direktur Pengembangan dan Niaga IP.

Rabu, 12 November 2014

Studi Banding ke PT. Indonesia Power UBP (Unit Bisnis Pembangkitan) Bali

Dalam rangka menindak lanjuti kegiatan studi banding sebelumnya untuk perumusan Peraturan Perusahaan, maka PT. Pembangkit Listrik Palembang Jaya melakukan studi banding kembali ke pembangkit listrik sejenis lainnya yaitu ke PT. Indonesia Power UBP Bali yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai Pesanggaran, Denpasar Bali pada tanggal 22 Januari 2013 sampai dengan tanggal 24 Januari 2013.
Peninjauan ke Lokasi PLTGStudi banding ini dilaksanakan oleh H. Gardjito AS, SE., MM (Dirut), Ratih Puspadewi (Admin. & Finance Manager), Ir. Asep Syaifullah (Procurement Manager ) dan Niko Mandala , A.md (Assistant Project Control). Para rombongan disambut baik oleh General Manager PT. Indonesia Power UBP (Unit Bisnis Pembangkitan) Bali Bapak I Gusti Ngurah Agung Suryanegara, Manager Engineering & Manajemen Aset Bapak Budi Wibowo, Manager SDM & Humas Bapak Achirin Aharis, SE dan Supervisior Security Keamanan & Humas Bapak Raffles Linelijan.
Dari Studi banding ini diharapkan akan dapat segera menyiapkan langkah-langkahke PT. Indonesia Power UBP Bali guna menyusun uraian tugas pokok perusahaan, program kerja, strategi sasaran, prosedur, kaidah hukum, peraturan serta proses bisnis untuk menuju tata kelolah perusahaan yang baik (Good Corporate).

Selasa, 11 November 2014

power STEEL INDONESIA

PT. POWER STEEL INDONESIA adalah merupakan perusahaan industry baja nasional berdiri sejak tahun 2007 dengan menempati lahan 30 Hektar berlokasi di Kawasan Industri Millenium Cikupa Tangerang Banten, dengan kapasitas terpasang 500.000 MT per tahun terdiri dari produksi Besi Beton/Besi Profil 240.000 MT per tahun dan produksi Besi Billet 260.000 MT per tahun.
PT. Power Steel Indonesia selalu menjunjung tinggi komitmen terhadap kualitas produk, pelayanan, pengiriman pesanan tepat waktu dan bertanggung jawab terhadap purnajual dari seluruh produk yang dihasilkan. Dengan fasilitas pendukung peralatan industry, mesin-mesin mutakhir serta tenaga ahli yang dimiliki dan didukung pengelolaan secara professional yang efektif dan efisien secara berkesinambungan kiranya berkeyakinan untuk menjadi salah satu industri baja berkualitas tinggi terbesar di Indonesia.
Dengan prinsip saling menguntungkan, berorientasi kepada kepuasan pelanggan, senantiasa berinovasi serta meningkatkan etos kerja antara manajemen dan karyawan PT. Power Steel Indonesia berkeinginan untuk menyediakan kebutuhan domestik maupun internasional produk baja berkualitas tinggi.

Senin, 10 November 2014

SDM pada faktor indonesia power

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu: Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.

Peningkatan kualitas SDM perusahaan tentang CSR dan Community Development

Dalam upaypercepatan pengetahuan dasar, pemahaman dan peningkatan kualitas SDM perusahaan tentang CSR dan CommunityDevelopment PT Indonesia Power yang bekerjasama denganCorporate Forum for Community Development (CFCD) mengadakan InHouse Training khususnya bagi para manager CSR dalam menyamakan pemahaman dan persepsi terhadap penyelenggaraan kegiatan CSR baik di Pusat, Unit Bisnis, Sub unit Bisnis, maupun Anak Perusahaan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 1 hari bertempat di ruang rapat UBP Perak Grati Surabaya dengan peserta sebanyak 28 orang yang terdiri dari para manager CSR beserta staf dari berbagai Unit di seluruh Indonesia.
“InHouse Training ini sangat membantu sekali untuk menyamakan persepsi para manajer di PT Indonesia Power dalam pelaksanaan kegiatan CSR dan Community Development”, ujar salah satu peserta.
Para peserta dibekali berbagai ilmu terkait konsep pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dan penguatan institusi, serta metode pengembangan masyarakat dan pola kemitraan sinergi  peran. “Bukan itu saja, peserta juga dibekali beragam regulasi pemerintah baik pusat  dan  unit yang berhubungan dengan CSR dan comdev. Juga ada sharing masalah dan potensi program yang berkelanjutan,“ ujar Iskandar Sembiring, Sekretaris Jenderal CFCD, sekaligus narasumber yang merupakan pakar CSR dan praktisi pemberdayaan masyarakat

Minggu, 09 November 2014

Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia power dalam menghadapi perubahan iklim

Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) bekerjasama dengan UNITAR (United Nations Institute for Training and Research) melalui kegiatan “UN CC: Learn Pilot Project to Strengthen Human Resources, Learning and Skills Development to Address Climate Change” untuk mendukung pengurangan emisi melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat pembangunan kapasitas SDM melalui pendidikan, pelatihan dan peningkatan kesadaran masyarakat, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan SDM di Indonesia melalui pendekatan strategis pembelajaran tentang perubahan iklim dan pengembangan keahlian.
Indonesia terpilih menjadi salah satu negara pilot project dari 5 negara yang terpilih. Adapun empat negara lainnya yaitu Benin, Republik Dominica, Malawi dan Uganda. Kerjasama UN CC: Learn didukung oleh afiliasi dari 33 badan PBB dalam mendukung kegiatannya. 
Di Indonesia, kerjasama UN CC: Learn Pilot Project dilaksanakan dalam dua fase. Fase pertama mencakup penyusunan Strategi Nasional Pembelajaran Perubahan Iklim. Proses penyusunan Strategi Nasional dilakukan melalui serangkaian pertemuan berupa focus group discussion, workshop dan seminar dengan stakeholder kunci yang terdiri dari pengambil kebijakan di Kementerian/Lembaga terkait, akademisi, perguruan tinggi, praktisi, lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta.
Salah satu tugas DNPI adalah mengkoordinasikan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia, termasuk membantu sektor dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Mengacu pada mandat tersebut, DNPI memiliki peranan penting sebagai pusat koordinasi lintas sektor. Penyusunan Strategi Nasional ini merupakan inisiasi langkah nyata yang dilakukan oleh DNPI dalam dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan iklim.
Setelah penyusunan Strategi Nasional, pelaksanaan dilanjutkan dalam fase kedua melalui kerjasama DNPI dan UNITAR dengan Natural Resources Development Center (NRDC), yang telah menghasilkan Modul Pelatihan REDD+ untuk para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan sub-nasional. Modul ini dapat digunakan dalam pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pejabat, baik pusat maupun daerah tentang program REDD+ dan perubahan iklim, baik yang dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Modul ini hadir sebagai salah satu jawaban dan tindak lanjut pelaksanaan kongkrit Strategi Nasional Peningkatan Kapasitas SDM terkait perubahan iklim di Indonesia.

Sabtu, 08 November 2014

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PERSEPSI KINERJA PEGAWAI BAGIAN ADMINISTRASI PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

Kinerja optimal pegawai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan perusahaan. Setiap organisasi berusaha meningkatkan serta mengembangkan dengan mengadakan berbagai program untuk meningkatkan kinerja pegawai sehingga pegawai bisa bekerja mencapai target organisasi. Untuk memenuhi kinerja pegawai yang tinggi dibutuhkan kompensasi dan motivasi yang baik. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kompensasi dan motivasi kerja terhadap persepsi kinerja pegawai bagian administrasi di PT Indonesia Power UBP Semarang dengan jumlah responden 48 orang. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur yang digunakan sebagai alat utama pengumpulan data adalah kuesioner berupa skala kompensasi, skala motivasi kerja dan skala kinerja yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi dalam kategori sedang (43,8%), motivasi responden dalam kategori sedang (37,5%), dan kinerja pegawai dalam kategori sedang (47,9%). Berdasar uji statistik hipotesis pertama, menghasilkan pvalue = 0,001 pada alpha 0,05; r = 0,590 dan berdasar uji statistik hipotesis kedua, menghasilkan pvalue = 0,001 pada alpha 0,05; r = 0,628. Kesimpulan ada hubungan positif antara kompensasi dan persepsi terhadap kinerja pegawai serta ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan persepsi terhadap kinerja pegawai bagian Administrasi PT. Indonesa Power UBP Semarang. Kata Kunci: Kompensasi, Motivasi Kerja, Persepsi Kinerja 

Jumat, 07 November 2014

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SAGULING

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya organisasi dan motivasi kerja pegawai serta pengaruhnya dengan kepuasan kerja pegawai di lingkungan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analisis dan verifikatif survey .Mengingat sifat penelitian ini adalah deskriptif dan Verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriftive survey dan metode explanatory survey dengan menggunakan teknik simple random sampling. Ukuran sampel adalah 170 responden. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisoner dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan memperlihatkan budaya organisasi dan motivasi sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling. Secara parsial, budaya organisasi dan motivasi mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Variabel budaya organisasi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel kepuasan kerja pegawai dibamdingkan variabel motivasi

Kamis, 06 November 2014

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Indonesia Power Pusat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing yang terdiri dari knowledge donating dan knowledge collecting terhadap kinerja pegawai pada PT Indonesia Power Kantor Pusat. Kinerja dinilai dari 6 aspek yaitu kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektifitas biaya, kebutuhan untuk supervisi dan dampak interpersonal. Metode penelitian ini adalah metode kausal dengan teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear sederhana. Teknik pengumpulan data menggunakan alat bantu kuesioner yang disebarkan kepada 155 pegawai di PT Indonesia Power Pusat. Dari 155 kuesioner yang disebar, maka diperoleh 100 kuesioner yang menjadi responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut: (1) Knowledge sharing pada PT Indonesia Power Pusat berada pada kategori tinggi yaitu 79 %(2) Kinerja pegawai pada PT Indonesia Power Pusat berada pada kategori tinggi yaitu 83% (3) Pengaruh knowledge sharing sebesar 12 % untuk menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai diantara faktor-faktor lain yang tidak penulis teliti dalam tugas akhir ini. Kata kunci: Knowledge sharing, Kinerja pegawai ABSTRACT The purpose of this research is to knowing the influence of knowledge sharing which are consist of knowledge donating and knowledge collecting to employee’s performance at PT Indonesia Power (Head Office). The performance appraisal has been valued from 6 aspects, which are Quality, Quantity, Timeliness, Cost Effectively, Needs for supervision and Interpersonal effect. The method of this research is causal method with analysis technique that used is simple line regresive analysis technique. For data collecting technique uses quetioner that gets to 155 employees at PT Indonesia Power. In according to 155 questionnaire, so can get 100 questionnaire to be respondent. Sampling technique that used to this research is proportionate stratified random sampling. Based on this researh that show : (1) Knowledge sharing at PT. Indonesia Power is categorized at high level 79 % (2) Performance appraisal at PT. Indonesia Power is categorized at high level 83% (3) The influence of knowledge sharing is 12% that being one of factor which can increase of performance appraisal between other factor that is not written in this research by writer. Keywords : Knowledge Sharing, Performance Appraisal

Rabu, 05 November 2014

Metode Perencanaan Pembangkitan dengan Optimisasi Sekuensial yang Disederhanakan

Dalam metode ini yang dipakai sebagai variabel keputusan adalah jenis-jenis alternatif pilihan pembangkit baru dan maksimum jumlahnya pertahun yang diperbolehkan untuk dibangun. Setiap alternatif dinyatakan sebagai satu simpul. Jumlah simpul setiap tahun adalah sama dengan jumlah alternatif ditambah satu ( yaitu alternatif tidak menambah pembangkit baru ).
Pada setiap tahun, pemilihan alternatif menggunakan Lifecycle Benefit/ Cost ratio sehingga untuk setiap penambahan alternatif pembangkit baru dihitung Lifecycle Cost dan Lifecycle Benefit nya sebagai berikut :
Capital cost dari alternatif tersebut = C
Prosentase disbursment biaya konstruksi pada tahun – j = p(j)
Eskalasi / tahun dari biaya konstruksi = esc
Discount rate = dsc
Jangka waktu konstruksi = n
Maka :
Production cost tanpa adanya alternatif baru pada tahun – j = P0(j)
Production cost dengan adanya alternatif baru pada tahun – j = P1(j)
Umur ekonomis dari alternatif baru tersebut = m
Maka :
dan
Alternatif yang dipilih pada tahun tersebut adalah alternatif dengan B/C Ratio paling tinggi. Dimana untuk alternatif tidak menambah pembangkit baru memiliki B/C Ratio = 1.0
Data pendukung yang dibutuhkan antara lain :
  • Beban harian per jam selama perioda simulasi.
  • Proyeksi pertumbuhan beban puncak dan energi
  • Alternatif-alternatif pembangkit baru, total biaya investasi, lama pembangunan, prosentase disbursment biaya investasi per tahun selama masa pembangunan dan umur ekonomisnya .
  • Biaya operasi dan pemeliharaan pertahun dari setiap alternatif tersebut.
  • Karakteristik heat rate dari alternatif pembangkit baru tersebut.
  • Data pembangkit existing, kapasitas terpasang, karateristik heat rate dan biaya operasi Tetap dan Variable.
  • Reserve margin dan komposisi prosentase beban peak, base dan intermediate.

Selasa, 04 November 2014

prakiraan kebutuhan tenaga listrik pt indonesia power

Krisis ekonomi yang dialami pada pertengahan tahun 1997 menyebabkan investasi terutama di bidang infrastruktur menurun, sehingga rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik banyak yang tertunda, khususnya untuk pembangkit tenaga thermal dengan kapasitas besar. Meskipun terjadi penurunan penggunaan tenaga listrik di sektor industri pada tahun 1998, namun pada tahun-tahun berikutnya penggunaan tenaga listrik tetap mengalami pertumbuhan. Penggunaan tenaga listrik PLN tahun 1995 mencapai 49,7 TWh dan meningkat menjadi 79,2 TWh pada tahun 2000, atau selama kurun waktu 5 tahun penggunaan tenaga listrik PLN rata-rata tumbuh sekitar 9,8% per tahun.
Dalam kurun waktu tersebut penggunaan tenaga listrik di sektor industri hanya meningkat sebesar 6,7% per tahun dari sebesar 24,7 TWh menjadi 34,0 TWh. Pertumbuhan penggunaan tenaga listrik PLN terbesar adalah sektor komersial yang mencapai sebesar 16% per tahun dari 6,9 TWh menjadi 14,5 TWh, kemudian disusul sektor rumah tangga yang tumbuh sebesar 11,1% per tahun dari 18,1 TWh menjadi 30,6 TWh. Prakiraan kebutuhan tenaga listrik dihitung berdasarkan besarnya aktivitas dan intensitas penggunaan tenaga listrik. Aktivitas penggunaan tenaga listrik berkaitan dengan tingkat perekonomian dan jumlah penduduk. Semakin tinggi tingkat perekonomian akan menyebabkan aktivitas penggunaan tenaga listriknya semakin tinggi, begitu juga untuk jumlah penduduk. Pertumbuhan pendapatan domestic bruto (PDB) merupakan pemicu pertumbuhan aktivitas penggunaan tenaga listrik di semua sektor, kecuali sektor rumah tangga. Penggunaan tenaga listrik di sektor rumah tangga dipengaruhi oleh jumlah penduduk per kapita. Prakiraan kebutuhan tenaga listrik sebagai masukan model untuk optimasi ditampilkan pada Tabel 
1.Kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu 2000 – 2030 diperkirakan rata-rata akan tumbuh sebesar 7% per tahun.
Pada kasus RENEW pangsa penggunaan energi terbarukan sedikit meningkat menjadi 21% pada akhir periode analisis diikuti penurunan pangsa penggunaan batubara menjadi 57%. Sedangkan pengunaan bahan bakar lainnya relatif sama dengan kasus BASE. Dengan kasusCONSERV, penggunaan gas meningkat sedangkan penggunaan batubara pertumbuhannya berkurang menjadi 9,4% per tahun. Pada kasusPVCOST pangsa penggunaan batubara pada akhir periode menurun menjadi 50% dan digantikan dengan makin bertambahnya penggunaan energi terbarukan. Sedangkan untuk kasus CAPTIVE terjadi peningkatan penggunaan BBM meskipun tidak terlalu besar.

Senin, 03 November 2014

sektor energi pembangkit tenaga listrik

Sektor energi sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena selain sebagai komoditas ekspor juga digunakan dalam negeri sebagai bahan baker dan bahan baku. Sektor ketenaga listrikan merupakan bagian dari sektor energi yang sangat berperan dalam proses industrialisasi. Kendala utama dalam pengembangan ketenaga listrikan adalah cadangan beberapa sumber energi fosil semakin terbatas dan semakin ketatnya peraturan untuk mempertahankan kualitas lingkungan hidup.
Penggunaan energi fosil sebagai bahan bakar dipembangkit tenaga listrik dapat menimbulkan polusi udara yang dihasilkan dari proses pembakaran atau konversi. Polusi udaraini dapat berupa SO2, NO2, Co2, VHC (volatile hydro
carbon) dan SPM (suspended particulate matter). Polusi tersebut dapat menurunkan kualitas tanah, udara dan air dilingkungan sekitarnya.
Adanya peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa batas maksimum  emisi yang dikeluarkan yaitu sebesar : partikel 150mg/m3, emisi SO2 sebesar 750 mg/m3, emisi  NO2 sebesar 850mg/m3 dan tingkat opasitas sebesar 20%.  Dengan adanya  batas maksimum pengeluaran emisi tersebut maka diharapkan agar kita menggunakan teknologi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Penggunaan minyak bumi dan gas sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik menghasilkan polusi udara yang relative kecil dibandingkan dengan batubara. Pengunaan batubara sebagagai bahan bakar di pembangkit tenaga listrik dalam jumlah yang besar akan menimbulkan polusi yang semakin besar, walaupun biaya pembangkitannya dapat bersaing dengan pembangkit listrik berbahan bakar minyak  bumi dan gas. Untuk itu, hubungan antara biaya dan lingkungan sangat diperlukan dalam pemanfaatan sumber energi fosil sebagai bahan bakar di pembangkit tenaga listrik.
Energi terbarukan seperti tenaga surya (matahari) meskipun ramah lingkungan tetapi biaya untuk investasi cuku besar. Energi air dan energi panas bumi meskipun mempunyai potensi yang cukup besar namun perlu pertimbangan yang matang untuk mengembangkannya, karena sumber energi ini berada jauh dari pengguna. Oleh karena itu, penelitian perencanaan pembangkit tenaga listrik yang dianalisis dalam makalah ini, diarahkan pada pemilihan komposisi bahan bakar dan pengembangan pembangkit tenaga listrik secara terpadu dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Perencanaan pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan menggunakan optimasi dari sisi penyediaan energi dengan mengambil kurun waktu selama 30 tahun, yaitu dari tahun 2000 sampai tahun 2030. dari optimasi ini dibuat lima kasus dengan mempertimbangkan komposisi dari bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik. Masing-masing kasus akan menghasilkan biaya serta emisi tertentu. Berdasarkan biaya dan emisi ini akan dipilih kasus yang optimum melalui analisis pengambilan keputusan dengan berbagai krtiteria.

Minggu, 02 November 2014

perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik pembangkit pt idonesiaa power

Pada proses perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik diperlukan adanya suatu prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang dapat memberikan informasi kepada pembuat kebijakan sehingga dengan prakiraan yang baik akan dapat mengurangi resiko pembangunan yang tidak dibutuhkan. Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah tergantung dari letak daerah, jumlah penduduk, standar kehidupan, rencana pembangunan atau pengembangan daerah dimasa yang akan datang. Sehingga dalam prakiraan diperlukan data yang mencakup perkembangan daerah, tingkat perekonomian daerah maka dapat digunakan jumlah Produk Domestik Regional Bruto, kemudian jumlah penduduk daerah tersebut, dan sebagainya. Prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat (lebih rendah dari permintaan) dapat menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak mencukupi untuk melayani konsumen yang dapat merugikan perekonomian Negara, bila prakiraan terlalu besar dari permintaan maka akan mengalami kelebihan pembangkitan yang merupakan pemborosan karena listrik tidak dapat disimpan. Agar gambaran akan kebutuhan energi listrik dan kebijakan energi listrik dapat diketahui, maka perlu kiranya untuk melakukan perkiraan kebutuhan energi listrik
Dalam memprakirakan kebutuhan tenaga listrik tidak hanya didasarkan realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun-tahun sebelumnya saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain dalam suatu daerah, misalnya jumlah penduduk dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Dalam perkiraan jangka panjang terhadap konsumsi tenaga listrik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
  1. Faktor Ekonomi, yang ditentukan melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
  2. Jumlah Penduduk.
  3. Jumlah Rumah Tangga
  4. Jumlah Pelanggan listrik sektor Rumah Tangga.
  5. Tarif Dasar Listrik.

Sabtu, 01 November 2014

Table data dari pembangkit tenaga listrik pt indonesia power

Berdasarkan dari pada keputusan menteri ESDM no 37 th 2008 persyaratan unit pembangkit adalah sebagi berikut:
kriteria teknis dan desain, serta persyaratan unjuk kerja untuk unit pembangkit yang terhubung langsung ke jaringan transmisi, dengan pengecualian unit-unit yang dianggap sangat kecil. Untuk kepentingan Aturan Jaringan dan Aturan Penyambungan, klasifikasi unit pembangkit  didefinisikan sebagai berikut:
Besar                       : lebih besar atau sama dengan 100 MW;
Menengah    : dari 30 MW sampai kurang dari 100 MW;
Kecil                        : kurang dari 30 MW.
  1. Unit Pembangkit Besar harus dilengkapi dengan:
  2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi Sistem di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz. Pembangkit harus mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder frekuensi Sistem;
  3. alat pengatur tegangan otomatis reaksi cepat untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
  4. power system stabilizer.
  1. Setiap Unit Pembangkit Menengah harus dilengkapi dengan:
  2. governor reaksi cepat yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; Pembangkit harus mampu menerima sinyal Automatic Generation Control (AGC) dari dispatch Pusat Pengatur Beban/Unit Pengatur Beban untuk memungkinkan pengaturan sekunder frekuensi Sistem; dan,
  3. alat pengatur tegangan otomatis bereaksi cepat untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan; dan
  4. power system stabilizer.
  1. Setiap Unit Pembangkit Kecil harus dilengkapi dengan:
  2. governor yang berpengaruh pada pengatur primer frekuensi di antara 48,5 Hz hingga 51,0 Hz; dan,
  3. alat pengatur tegangan otomatis untuk pengaturan tegangan terminal generator dalam rentang operasi unit pembangkit tersebut tanpa mengakibatkan ketidakstabilan.
Setiap Unit Pembangkit harus mampu beroperasi sesuai dengan kemampuan yang dideklarasikan:
  1. pada frekuensi dalam rentang 49,0 Hz hingga 51,0 Hz; dan
  2. pada setiap faktor-daya (power factor) di antara 0,85 lagging dan 0,90 leading. Pengecualian dari persyaratan ini adalah unit pembangkit generator induksi kapasitas kecil atau yang disetujui oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
Setiap Unit Pembangkit harus tetap terhubung ke Jaringan pada rentang frekuensi 47,5 Hz hingga 52,0 Hz. Pemisahan Unit Pembangkit dari Jaringan dalam rentang frekuensi ini dibolehkan apabila merupakan bagian dari pengamanan Jaringan secara keseluruhan yang diatur oleh Pusat Pengatur Beban atau Unit Pengatur Beban/Sub-Unit Pengatur Beban.
E.Saluran Transmisi
Energi listrik yang dibangkitkan dari pembangkit listrik disalurkan melalui kawat-kawat atau saluran transinisi menuju ke pusat- pusat beban.
Saluran transmisi menurut cara penyalurannya ada dua macam, yaitu :
a. Saluran Udara
Adalah saluran transmisi yang menggunakan kawat-kawat  telanjang yang digantungkan pada tiang transmisi dengan  perantaraan isolator-isolator.