Pada proses perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik diperlukan adanya suatu prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang dapat memberikan informasi kepada pembuat kebijakan sehingga dengan prakiraan yang baik akan dapat mengurangi resiko pembangunan yang tidak dibutuhkan. Kebutuhan tenaga listrik suatu daerah tergantung dari letak daerah, jumlah penduduk, standar kehidupan, rencana pembangunan atau pengembangan daerah dimasa yang akan datang. Sehingga dalam prakiraan diperlukan data yang mencakup perkembangan daerah, tingkat perekonomian daerah maka dapat digunakan jumlah Produk Domestik Regional Bruto, kemudian jumlah penduduk daerah tersebut, dan sebagainya. Prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat (lebih rendah dari permintaan) dapat menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak mencukupi untuk melayani konsumen yang dapat merugikan perekonomian Negara, bila prakiraan terlalu besar dari permintaan maka akan mengalami kelebihan pembangkitan yang merupakan pemborosan karena listrik tidak dapat disimpan. Agar gambaran akan kebutuhan energi listrik dan kebijakan energi listrik dapat diketahui, maka perlu kiranya untuk melakukan perkiraan kebutuhan energi listrik
Dalam memprakirakan kebutuhan tenaga listrik tidak hanya didasarkan realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun-tahun sebelumnya saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain dalam suatu daerah, misalnya jumlah penduduk dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Dalam perkiraan jangka panjang terhadap konsumsi tenaga listrik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- Faktor Ekonomi, yang ditentukan melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
- Jumlah Penduduk.
- Jumlah Rumah Tangga
- Jumlah Pelanggan listrik sektor Rumah Tangga.
- Tarif Dasar Listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar