Jumat, 31 Oktober 2014

perenanaan operasi sistem pt indonesia power

Pencemaran berupa goncangan daya yang mengakibatkan goncangan frekuensi, goncangan tegangan, harmonik dan ketidakseimbangan tegangan yang bersumber dari beban yang tersambung pada system tenaga listrik mempunyai sifat penyebaran yang berbeda. Pencemaran tegangan akan dirasakan oleh konsumen lain, terutama pada titik sambungan bersama (point of common coupling) dengan sumber pencemaran dan semakin jauh dari titik tersebut pencemaran tegangan semakin berkurang. Goncangan frekuensi akan dirasakan di seluruh sistem. Hal-hal yang berkaitan dengan masalah pencemaran tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah:
  1. Batasan penyambungan jenis- jenis beban yang berpotensi sebagai sumber pencemaran yang diperlukan dalam tahap perencanaan sambungan baru. Misalnya ukuran satuan beban terhadap kapasitas sistem.
  1. Batasan besarnya pencemaran yang dapat diterima berdasarkan hasil pengamatan/pengukuran setelah beban tersambung dan beroperasi. Misalnya batasan kedip tegangan, harmonik tegangan pada tingkat tegangan tertentu.

Kamis, 30 Oktober 2014

pembangkit tenaga listrik pt indonesia power

Pembangkit merupakan bagian penghasil energi listrik yang pertama, atau dengan kata lain sumber awal dari energi listrik yang nantinya akan disalurkan kepada konsumen.
Spesifikasi pembangkit yang perlu diperhatikan adalah:
a. Konstanta kelembaban rotor pernbangkit termasuk mesin (H) yang menyimpan energi kinetik dalam rotor dan merupakan peredam goncangan frekuensi, besarnya sekitar 1 s/d 7 sec/MWA.
Konstanta tersebut mempunyai hubungan dengan data mekanis sebagai berikut:
H =
dimana:H = Konstanta kelembaman ( MW.sec/MWA atau  )
GD2= Momen kelembaman(kg.m2)
Rpm= Putaran rotor (putaran/menit)
kVA= Daya pengenal pembangkit (kvA)
pembangkit yang baru khususnya dengan kapasitas yang lebih besar cenderung mempunyai H yang lebih kecil dari pada produksi lama. Mengingat cadangan utama (sesaat) dalam system tenaga listrik ditentukan oleh total H yang ada dalam system, maka dalam usaha menjaga  mutu frekuensi system terhadap goncangan beban maka haarga H minimum perlu ditetapkan, berdasarkan data pembangkit PLN dan buku-buku dalam referensi dapat dipilih H minimum jenis PLTU 2,5: PLTA 2; PLTG dan PLTP 5 sedang PLTD 1, semuanya dalam MW.sec/MVA atau
secara komulatif makin kecil ukuran suatu jenis pembangkit sebaiknnya mempunyai H yang besar.
Contoh: sebuah PLTD  15,75 3 MVA; 428 Rpm bila dipilih konstanta inersia H = 1 ingin diketahui momen kelembaman GDyang diperlukan .
Hitungan dengan rumus 1 dapat dipeoleh
GD=
=
=62,750 kg m2
Impedans transien Xd’, impedans sinkron Xd yang besarnya kira-kira kebalikan rasio hubung singkat (short circuit ratio) dan impedans transformator penaik Xt dari pembangkit produksi baru cenderung menjadi lebih besar. Dari segi sistem, salah satu cara untuk mengukur tingkat stabilitas relatif pembangkit yang terhubung pada sistem (terhadap gangguan hubung singkat 3 fasa) adalah dengan mengecek waktu pembebasan-gangguan-kritis (critical fault-clearing time, TC) yang besarnya kira-kira mempunyai hubungan:
Tc         Ks, dimana Ks =
Sebagai contoh sebuah PLTU H= 3,3 ; Xd’=0,22: Xd = 1,56
Xt=0,12 per unit maka indeks stabilitas relative Ks adalah:
Alternative lain dengan Xd’ = 0,3 dan Xdd = 2 per unit untuk memperoleh indeks stabilitas relative yang yang sama diperlukan H = Ks2(Xd’+Xt)(Xd+Xt) = 2,42(0,3+0,12)= 5,1
Sistem penguatan ikut mempengaruhi karakteristik system pembangkit. Usaha memperbaiki tingkat stabilitas melalui perlengkapan ini misalnya dengan sistem penguatan elektronik yang mempunyai tanggap (respons) yang lebih tinggi dan mempunyai pengatur stabilitas (Power System Stabilizer). Penggunaan perlengkapan jenis ini sering dipakai untuk mengkompensasi pemilihan Xd’dan Xd yang relatif besar. Demikian pula sistem pengatur putaran iuga mempengaruhi tingkat stabilitas. Perkembangan sistem ini menyangkut sistem pengaturan elektronik.
Kemarnpuan mesin pembangkit,khususnya mesin pembangkit termis dalam menanggung variasi pernbebanan akibat variasi daya yang diserap beban, antara lain berupa daya cadangan lambat, cadangan cepat dan cadangan utama (slow reserve, fast reserve, primary reserve) merupakan faktor yang penting sehubungan dengan adanya beban industri. Faktor ini ikut menentukan keandalan dan mutu listrik sistem

Rabu, 29 Oktober 2014

perencanaan sistem tenaga listrk pt indonesia power

Pada umumnya sistem tenaga listrik terdiri atas komponen-komponen peralatan listrik atau mesin listrik seperti generator, motor,transformator, beban dan alat-alat pengaman yang saling dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,menyalurkan dan menggunakan energi. Untuk itu mendesain suatu sistem jaringan distribusi primer harus bisa menanggung beban hingga batas maksimum. Oleh karena itu disesuaikan dengan perkembangan beban. Batas maksimum tergantung dari kapasitas trafo daya, kemampuan saluran menghantarkan arus dan kerugian tegangan yang diijinkan antara sisi kirim dan sisi terima saluran.
Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dengan sistem tenaga listrik tersebar dimana perkembangannya cenderung untuk diadakan interkoneksi. Di samping itu masih banyaksistem non PLN khususnya dari industri yang iuga cenderung beralih menjadi langganan PLN.
Contoh pembangkit listrik yang ada di Sumatera.
Peranan beban khususnya industri makin membesar. Jenis beban industry yang dihadapi sistem PLN antara lain tanur busur listrik, mesin canai (rolling mill), motor-motor listrik dengan kapasitas besar, penyearah (rectif ier) pada industri kimia. Sedang dari sektor angkutan misalnya kereta listrik. Semua contoh beban tsb. mempunyai karakteristik yang berbeda dan berpotensi sebagai sumber pencemaran listrik bagi system maupun konsumen yang tersambung ke sistem. Pencemaran tersebut antara lain berbentuk goncangan daya yant mengakibatkan Soncangan frekuensi, goncangan tegangan , harmonik dan ketidak keseimbangan tegangan. Keadaan dan perkembangan sistem tenaga listrik PLN maupun beban-beban yang tersambung seperti telah diuraikan di atas akan mempengaruhi spesifikasi desain peralatan dan operasi sistem tenaga listriknya
Dalam sistem tenaga listrik perlu dilakukan terlebih dahulu suatu perencanaan yang meliputi:
  1. Pembangkit
  2. Transmisi
  3. Distribusi
  4. Konsumen dan
  5. Komponen-komponen proteksi alat listrik (pengaman )

Selasa, 28 Oktober 2014

PERENCANAAN SISTEM PENGETANAHAN PERALATAN UNTUK UNIT PEMBANGKIT BARU DI PT. INDONESIA POWER GRATI

Dalam memenuhi pertumbuha kebutuhandaya listrik di Indonesia, PT. Indonesia Power Gratiselaku anak Perusahaan Listrik Negara (PLN)menambah 1 unit Pembangkit baru sebesar 350 MVA.Penambahan unit Pembangkit baru tersebut harusdilengkapi dengan sistem pengetanahan peralatan yangbaik. Arus gangguan ke tanah terbesar setelah adanyapenambahan unit Pembangkit baru dan arus inidigunakan sebagai dasar perencanaan sistempengetanahan peralatan yaitu sebesar 8458,425 ampere.Evaluasi sistem pengetanahan peralatan yang sudahterpasang dengan menggunakan arus gangguan terbesartersebut, menghasilkan tegangan sentuh dan teganganlangkah masih dibawah tegangan sentuh dan teganganlangkah yang diijinkan. Desain sistem pengetanahanperalatan untuk unit Pembangkit baru hanyamenggunakan konduktor grid dengan kedalamanpenanaman konduktor pengetanahan sedalam 1 meterdari permukaan tanah. Panjang konduktorpengetanahan total untuk desain sistem pengetanahanperalatan untuk unit Pembangkit baru diperoleh sebesar1051,2 meter. Ketebalan batu koral yang sesuai sebesar0,08 meter. Nilai tegangan sentuh setelah adanyapenambahan sistem pengetanahan peralatan untuk unitPembangkit baru turun dari 187,8 volt menjadi 173,6volt dan nilai tegangan langkah turun dari 27,2 voltmenjadi 25,4 volt. Sedangkan untuk nilai tahanan pengetanahannyaturun dari 0,182  menjadi 0,168 .

Senin, 27 Oktober 2014

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT PADA STEAM DRUM PT INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK-GRATI

Steam Drum adalah salah satu bagian dari boiler yang berfungsi untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam boiler yang didasarkan atas perbedaan berat jenis. Sedangkan level air dalam steam drum merupakan faktor dominan untuk mendapatkan steam yang berkualitas. Level air dipertahankan pada ketinggian NWL (Normally Water Level). Bila steam drum mengalami kondisi low water level atau high water level yang cukup besar maka sistem akan mengalami kondisi trip, yaitu kondisi dimana sistem berhenti beroperasi hingga perlu dilakukan waktu untuk restart awal untuk memulai proses. Kondisi high level merupakan kondisi yang sangat berbahaya bagi proses selanjutnya, dimana masukan turbin yang berupa steam akan tercampur dengan air dari kelebihan level air di Steam Drum (carry over). Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan simulasi sistem pengendalian level dengan menggunakan sistem pengendalian bertingkat (cascade), dengan untuk menentukan parameter pengendali adalah level air, flow feed water dan flow steam untuk mengendalikan laju aliran feed water. Dari hasil penelitian terlihat bahwa respon sistem dengan menggunakan kendali PID dengan metode Ziegler-Nichols lebih baik dibanding dengan menggunakan kendali PI berdasarkan perancangan sistem pada beberapa pengujian dengan max overshoot 67,14% dan settling time 156 detik. 

Minggu, 26 Oktober 2014

Perancangan heat recovery steam generation untuk mengkombinasi PLTG dengan PLTU PT Indonesia Power unit Perak

Pertumbuhan industri yang berkembang dengan pesat setiap tahunnya menuntut PT. PLN (Persero) melalui anak Perusahaan PT. Indonesia Power agar dapat menyediakan kebutuhan listrik setiap waktu, karena itu dibutuhkan langkah yang efisien dalam menambah kapasitas produksi listrik. Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan komponen pengganti boiler yang bisa mengkombinasi PLTG dan PLTU, dimana gas buang dari turbin gas yang masih memiliki temperatur tinggi dimanfaatkan untuk mengkonversi air hingga menjadi uap yang langsung disalurkan menuju turbin uap. Perancangan HRSG ini ditujukan untuk mengkombinasi PLTU unit Perak kapasitas 50 MW dengan PLTG kapasitas 100 MW. Semua elemen dalam HRSG menggunakan pipa schedule 40 dengan panjang 4 m dimana dari hasil perhitungan didapatkan jumlah pipa yang dibutuhkan. Pada superheater 2 sebanyak 900 pipa, pada superheater 1 sebanyak 500 pipa, pada evaporator sebanyak 3000 pipa dan pada economiser 500 pipa. Pressure drop total pada HRSG adalah sebesar 0,12463 Mpa. Dari hasil perhitungan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan mengkombinasi PLTG dengan PLTU maka efisiensi thermal akan meningkat hingga 52 % dan harga produksi listrik di PT. Indonesia Power bisa menjadi lebih murah yaitu Rp. 412,7/KWh

Sabtu, 25 Oktober 2014

PERANCANGAN PLTP DENGAN PEMANFAATAAN UAP BERLEBIH STUDI KASUS PT INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Pengembangan energi panas bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumur-sumur panas bumi yang telah ada maupun dengan cara mengoptimasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang telah beroperasi. Salah satu PLTP yang telah beroperasi saat ini adalah PLTP Kamojang unit 1, 2, dan 3 milik PT Indonesia Power. Saat ini diperkirakan terdapat uap panas sebesar 28,45 kg/s yang terbuang di vent structure. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan antara PT Pertamina Geothermal Energy dan PT Indonesia Power sebagai kompensasi adanya rugi-rugi pada proses pengangkutan uap. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan sebuah PLTP tambahan dengan menggunakan siklus uap kering dengan memanfaatkan uap panas yang terbuang tersebut. Perancangan dilakukan dengan memodelkan PLTP dan mengoptimasi dengan memvariasikan tekanan kondensor dan konfigurasi sistem ekstraksi gas untuk mendapatkan daya bersih turbin paling optimum. Dari hasil pemodelan didapatkan daya bersih turbin optimum adalah sebesar 15,19 MW, dengan daya turbin dan daya bantu masing-masing sebesar 15,94 MW dan 755,18 kW. Kondisi ini dicapai pada tekanan masuk turbin 6,5 bar, tekanan kondensor 0,07 bar, dan sistem ekstraksi gas liquid ring vacuum pump (LRVP) dua tingkat. Daya bantu digunakan untuk kebutuhan pompa, kipas menara pendingin, LRVP, dan komponen lainnya dalam sistem PLTP. Pada tugas akhir ini juga dilakukan perancangan ukuran separator dan demister.

Jumat, 24 Oktober 2014

PT INDONESIA POWER UBOH LABUAN MENDAPATKAN PENGHARGAAN KECELAKAAN NIHIL (ZERO ACCIDENT) DAN PENGHARGAAN PELAKSANAAN PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)

Labuan (15/09) PT Indonesia Power UBOH Labuan kembali meraih penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) yang diberikan langsung oleh Kementrian Tenaga Kerja & Transmigrasi (KEMENAKERTRANS). Penghargaan ini diperoleh karena tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Power UBOH Labuan selama periode 01 Januari 2010 s.d 30 November 2013. PT Indonesia Power UBOH Labuan telah berhasil melaksanakan program K3 selama 4.219.669 Jam kerja tanpa adanya kecelakaan. Selain itu, PT Indonesia Power UBOH Labuan juga meraih penghargaan pelaksanaan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) tingkat Provinsi Banten 2014 yang diberikan oleh Gubernur Provinsi Banten.

Kedua penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang dinilai telah memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi para pekerjanya serta masyarakat disekitar kawasan perusahaan tersebut secara menyeluruh. Sehingga mereka  dapat menjalankan pekerjaan melalui upaya pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerja.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Isma Soleh ( Supervisor Senior Kimia, K3, dan Alat Bantu ) beliau menyatakan penghargaan ini merupakan hasil dari Sosialisasi K3 terhadap semua pegawai yang tidak mengenal lelah secara terus menerus sehingga menimbulkan kesadaran akan pentingnya bekerja dengan selamat dan sehat. Dan beliau juga menyampaikan strategi kepada semua pegawai agar kita dapat mempertahankan penghargaan ini untuk ditahun-tahun berikutnya yaitu dengan melanjutkan sosialisasi K3 dan peraturan – peraturan lainnya seperti 5S, kebijakan perusahaan dan lingkungan, Meningkatkan kepedulian seluruh pegawai untuk melengkapi ijin kerja dan lotto ketika melakukan pekerjaan, Melakukan identifikasi resiko agar mempermudah untuk melakukan mitigasi, standarisasi alat pengaman diri untuk seluruh pekerja yang ada di UBOH PLTU Banten 2 Labuan, Rewards dan Punishment.
Menjadi suatu harapan dari setiap perusahaan dari pimpinan hingga karyawan bahkan keluarga untuk bekerja dengan aman dan nyaman tanpa ada kecelakaan kerja.
Mari kita fokuskan diri dalam berkomitmen untuk kecelakaan nihil setiap hari, dan belajar dari hari ke hari untuk mempertahankan kinerja terbaik kita. Lakukan apa yang terbaik untuk kita, teman kerja kita, orang lain disekitar kita karena dalam kondisi apapun sebuah peluang kecil untuk celaka bisa terjadi bila kita terlalu egois untuk berdiam diri tidak melakukan sesuatu untuk keselamatan bersama.#

Kamis, 23 Oktober 2014

lowongan pekerjaan PT Indonesia power

PENGUMUMAN REKRUTMEN DAN SELEKSI PEGAWAI TINGKAT D3
PT INDONESIA POWER
TAHUN 2014
Lowongan Kerja Indonesia Power – Informasicpnsbumn.com – PT INDONESIA POWER – IP adalah sebuah anak perusahaan PLN menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik dengan daya mampu terbesar di Indonesia.
Cikal bakal perusahaan ini adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I), yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PLN yang waktu itu baru saja berubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Pada tanggal 3 Oktober 2000, PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power. Indonesia Power mengelola 8 Unit Bisnis Pembangkitan: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak-Grati dan Bali.

Lowongan Kerja BUMN di PT Indonesia Power

PT Indonesia Power membuka kesempatan kepada kandidat terbaik untuk memulai karir di bidang :
Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit
Persyaratan Umum:
  • Laki – laki
  • Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Program Diklat Prajabatan
  • Kelahiran 1988 dan sesudahnya
  • IPK >= 2.75
  • Satu pelamar hanya diperbolehkan mendaftar 1 (satu) kdoe jabatan sesuai bidang studi
  • Berijazah D3 Teknik mesin (DME), Elektro (DEL), atau Kontrol Instrumen (DIC)
  • Bagi pelamar yang belum lulus D3 bisa mendaftar dengan melampirkan surat keterangan menyelesaikan tugas akhir dan akan diwisuda bulan Desember 2014
  • Tidak buta warna parsial / total
  • Berkelakukan baik dan bebas narkoba
  • Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Operasi PT Indonesia Power
  • Bukan pegawai PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaanya

Rabu, 22 Oktober 2014

perencanaan perawatan prediktif pembangkitan tenaga listrik

Dalam suatu perusahaan pembangkitan tenaga listrik Turbin Gas merupakan peralatan yang termasuk dalam kelompok vital karena Turbin Gas adalah peralatan yang digunakan untuk proses utama yang apabila rusak akan mengakibatkan proses produksi terhenti (TRIP) dan atau membahayakan keselamatan personil/instalasi. Apabila terjadinya kerusakan terlalu sering khususnya pada komponen-komponen kritis akan mengakibatkan meningkatnya biaya produksi yang disebabkan oleh tingginya biaya perbaikan serta menurunnya keandalan unit pembangkit karena banyaknya waktu keluar paksa akibat tidak terdeteksinya anomali vibrasi pada Turbin Gas. Adapun peralatan yang menjadi obyek adalah vibrasi yang terdapat pada bearing nomor 1 sampai bearing nomor 4. Salah satu upaya peningkatan kinerja PT Indonesia Power ialah merubah paradigma sistem pemeliharaan dari Time-Base Maintenance menjadi Condition-Base Maintenance atau biasa disebut pemeliharaan prediktif (Predictive Maintenance). Kehadiran sistem Condition-Base bukan berarti menghilangkan sistem Time-Base yang telah ada, melainkan keduanya dapat berjalan bersama menurut seleksi peralatan yang sesuai. Tujuan pemeliharaan prediktif ialah meningkatkan keandalan (reliability), ketersediaan (availability) dan efisiensi (efficiency) dengan tetap mengutamakan keamanan (safety). Pada akhirnya semua itu akan mengarah kepada penghematan biaya operasi, memperpanjang umur instalasi dan meningkatkan pelayanan pada pelanggan. Salah satu upaya dalam menyusun jadwal perawatan prediktif berdasarkan analisa vibrasi adalah dengan menggunakan Grafik Trend. Grafik ini menyatakan hubungan kondisi obyek pemantauan yakni vibrasi dengan waktu. Sebelum kondisi vibrasi tersebut mencapai kondisi yang fatal yakni 200 ?m p-p, maka data-data kondisi sebelumnya perlu diketahui lebih dahulu. Dengan data kondisi yang telah diketahui ini dapat dibuat garis trend apakah linear atau nonlinear, tergantung dari pada pola datanya. Dengan mengekstrapolasi garis trend tersebut maka akan diketahui pada waktu kapan mesin itu mencapai nilai vibrasi maksimumnya yang selanjutnya harus dilakukan Turbine Inspection. Disinilah perlunya pemeliharaan prediktif agar sisa waktu yaitu antara saat mulainya kondisi menurun (start failure) ke kapan mesin harus distop untuk tindakan pemeliharaan sebelum kerusakan terjadi (potential failure) bisa lebih lama dibanding dengan pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance). Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa vibrasi yakni suatu kegiatan untuk mencari sumber-sumber penyebab kelainan vibrasi. Analisa dilakukan dengan menggunakan software SCHENCK vibrotest 60, karakteristik vibrasi dan standar ISO 2372 & 3945 setelah hasil dari pemantauan rutin dengan filter out menunjukkan adanya gejala kenaikan vibrasi (penurunan kondisi mesin) atau ditemukannya start failure yakni mulainya kecenderungan kenaikan vibrasi. Dari analisa vibrasi tersebut akan diketahui pada bearing mana telah terjadi anomali vibrasi dan yang masih mempunyai vibrasi yang baik sehingga pada waktu Turbine Inspection penanganan hanya difokuskan pada bearing yang mempunyai anomali vibrasi. Hal ini akan mempercepat waktu penyelesaian untuk Tubine Inspection sehingga akan meningkatkan keandalan unit karena waktu keluar unit untuk pemeliharaan dapat ditekan serendah-rendahnya yang pada akhirnya akan meminimumkan dan meningkatkan efisiensi biaya perawatan. Perubahan paradigma pemeliharaan dari perawatan pencegahan yang selama ini dilakukan menjadi perawatan prediktif akan didapatkan sisa waktu yakni antara start failure ke potential failure bisa lebih lama yakni Tubine Inspection dilakukan pada Februari 2003,

Selasa, 21 Oktober 2014

Studi Banding ke PT. Indonesia Power UBP (Unit Bisnis Pembangkitan) Bali

Dalam rangka menindak lanjuti kegiatan studi banding sebelumnya untuk perumusan Peraturan Perusahaan, maka PT. Pembangkit Listrik Palembang Jaya melakukan studi banding kembali ke pembangkit listrik sejenis lainnya yaitu ke PT. Indonesia Power UBP Bali yang beralamat di Jl. I Gusti Ngurah Rai Pesanggaran, Denpasar Bali pada tanggal 22 Januari 2013 sampai dengan tanggal 24 Januari 2013.
Studi banding ini dilaksanakan oleh H. Gardjito AS, SE., MM (Dirut), Ratih Puspadewi (Admin. & Finance Manager), Ir. Asep Syaifullah
Procurement Manager ) dan Niko Mandala , A.md (Assistant Project Control). Para rombongan disambut baik oleh General Manager PT. Indonesia Power UBP (Unit Bisnis Pembangkitan) Bali Bapak I Gusti Ngurah Agung Suryanegara, Manager Engineering & Manajemen Aset Bapak Budi Wibowo, Manager SDM & Humas Bapak Achirin Aharis, SE dan Supervisior Security Keamanan & Humas Bapak Raffles Linelijan.
Dari Studi banding ini diharapkan akan dapat segera menyiapkan langkah-langkahke PT. Indonesia Power UBP Bali guna menyusun uraian tugas pokok perusahaan, program kerja, strategi sasaran, prosedur, kaidah hukum, peraturan serta proses bisnis untuk menuju tata kelolah perusahaan yang baik (Good Corporate).

Senin, 20 Oktober 2014

Indonesia Power Kembangkan Kalkulator Karbon

PT Indonesia Power(IP), anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero), mengembangkan program Kalkultor Karbon untuk menghitung emisi karbon dari aktivitas keseharian kita.
Kalkulator Karbon ini merupakan perangkat lunak yang dibuat berdasarkan adaptasi kondisi Indonesia terhadap model Carbon Footprint. Program ini dikembangkan bersama antara PT Indonesia Power, Kementerian Lingkungan Hidup, Greeners Magazine, dan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi.
Duta Kadayan, operator Kalkultor Karbon menjelaskan, cukup dengan memasukan data berupa jumlah konsumsi bahan bakar kendaraan kita, bisa bensin atau solar per hari, kemudian jumlah penggunaan LPG atau minyak tanah per hari, serta jumlah daya listrik PLN yang terpasang di rumah ditambah dengan jumlah tagihan listrik per bulan, maka kalkulator karbon secara otomatis akan menghitung angka-angka tadi menjadi jumlah total emisi karbon yang dihasilkan oleh kita selama satu tahun.
Kemudian Kalkulator Karbon akan mengeluarkan angka berupa jumlah pohon sebagai bentuk kompensasi terhadap emisi karbon yang kita keluarkan."Dari total emisi karbon yang dihasilkan, Kalkulator Karbon akan menunjukkan jumlah pohon yang harus ditanam sebagai bentuk kompensasi atas sejumlah emisi karbon yang sudah dihasilkan. Artinya supaya emisi karbon itu nol atau hilang kita harus menanam sejumlah pohon sesuai perhitungan Kalkultor Karbon. Pohon yang ditanam harus pohon yang sudah berdiameter 20 centimeter atau kira-kira berumur 5 tahun", jelas Duta.
Kalkulator Karbon diluncurkan pertama kali di Bandung tahun 2007 dalam program "Plant Trees Like Crazy" yang menghasilkan komitmen penanaman ribuan pohon di DAS Citarum dan secara resmi digunakan mulai bulan Desember 2007 sebagai pendukung Konfrensi Internasional untuk perubahan iklim ke-13 yang dilaksanakan di Bali. Sejak saat itu berbagai lembaga dan event memanfaatkan alat ini.
Program ini dibuat sebagai salah satu alat untuk mengajak masyarakat memahami bahwa setiap kita melakukan aktifitas bahkan untuk pribadi kita sekalipun akan menghasilkan emisi yang berdampak dan mempengaruhi satu - satunya bumi tercinta yang kita huni ini
Program ini mendapatkan rekor Muri tahun 2008 yang diserahkan kepada PT Indonesia Power sebagai perusahaan pertama di Indonesia yang menghitung emisi karbon pegawai serta membayar kompensasi emisi tersebut melalui penanaman pohon.

Minggu, 19 Oktober 2014

Serah terima jabatan direksi PT Indonesia power


Bertempat di ruang Paiton lantai 3 PT PLN (Persero) Jakarta, hari ini (13/12) dilaksanakan serah terima jabatan Direksi Anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik,  PT Indonesia Power.
Serah terima jabatan dan pengangkatan ini merupakan hasil keputusan pemegang saham PT Indonesia Power secara sirkuler pada tanggal 11 Desember 2013. Hasil keputusan tersebut mengangkat nama-nama pejabat baru sebagai berikut :
1. Supangkat Iwan Santoso, Direktur Utama
2. Eri Prabowo, Direktur Produksi
3. Antonius RT Artono, Direktur Niaga
4. Sripeni Inten Cahyani, Direktur Keuangan
5. Roikhan, Direktur SDM
Serah terima jabatan ini dipimpin langsung oleh  Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji yang dihadiri oleh pejabat dilingkungan PT PLN. Jabatan itu diserahkan dari pejabat lama dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Djoko Hastowo, Direktur Utama
2. Mustiko Bawono, Direktur Produksi
3. Antonius RT Artono, Direktur Niaga
4. Dewi Srie Wahyunie, Direktur Keuangan
5. Firman Dini, Direktur SDM.

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PERSEPSI KINERJA PEGAWAI BAGIAN ADMINISTRASI PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

Kinerja optimal pegawai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan perusahaan. Setiap organisasi berusaha meningkatkan serta mengembangkan dengan mengadakan berbagai program untuk meningkatkan kinerja pegawai sehingga pegawai bisa bekerja mencapai target organisasi. Untuk memenuhi kinerja pegawai yang tinggi dibutuhkan kompensasi dan motivasi yang baik. Tujuan penelitian mengetahui hubungan kompensasi dan motivasi kerja terhadap persepsi kinerja pegawai bagian administrasi di PT Indonesia Power UBP Semarang dengan jumlah responden 48 orang. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur yang digunakan sebagai alat utama pengumpulan data adalah kuesioner berupa skala kompensasi, skala motivasi kerja dan skala kinerja yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi dalam kategori sedang (43,8%), motivasi responden dalam kategori sedang (37,5%), dan kinerja pegawai dalam kategori sedang (47,9%). Berdasar uji statistik hipotesis pertama, menghasilkan pvalue = 0,001 pada alpha 0,05; r = 0,590 dan berdasar uji statistik hipotesis kedua, menghasilkan pvalue = 0,001 pada alpha 0,05; r = 0,628. Kesimpulan ada hubungan positif antara kompensasi dan persepsi terhadap kinerja pegawai serta ada hubungan positif antara motivasi kerja dengan persepsi terhadap kinerja pegawai bagian Administrasi PT. Indonesa Power UBP Semarang. Kata Kunci: Kompensasi, Motivasi Kerja, Persepsi Kinerja 

Sabtu, 18 Oktober 2014

PERANAN KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG

 Penelitian ini dilakukan pada PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang dengan mengambil sejumlah 30 orang responden sebagai sampel. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasikan tiga permasalahan utama yang dianggap penting yaitu : Bagaimana kebijakan penetapan besarnya kompensasi finansial pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang, bagaimana tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT Indonesia Power UBP Kamojang, dan seberapa Kuat peranan kompensasi finansial dalam meningkatkan kepuasan kerja pada PT Indonesia Power UBP Kamojang. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai kompensasi finansial dan peningkatan kepuasan kerja karyawan sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa kuat peranan kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan pada PT Indonesia Power UBP Kamojang. Untuk mengetahui seberapa kuat peranan kompensasi finansial dengan kepuasan kerja karyawan, maka dilakukan uji stasistik dengan menggunakan korelasi rank spearman dan diperoleh nilai sebesar 0.636 yang menunjukkan bahwa terdapat peranan yang kuat antara kompensasi finansial dengan kepuasan kerja Sedangkan hasil analisis koefisien determinasi (Kd) sebesar 40.50% menunjukkan bahwa kompensasi finansial memberikan pengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan, sedangkan sisanya yaitu 59.5% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diukur oleh penulis. Berdasarkan uji signifikansi didapat thitung > ttabel (4.37>1.70), maka terbukti bahwa kompensasi finansial mempunyai korelasi positif terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan. Sehubungan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, hipotesis yang semula diajukan yaitu : “Semakin baik kompensasi finansial yang diberikan perusahaan kepada karyawan, maka tingkat kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi”. Dapat diterima. artinya teori yang dijadikan acuan dalam kerangka pemikiran masih relevan.




Jumat, 17 Oktober 2014

Lowongan kerja PT Indonesia Power

Lowongan Kerja Indonesia Power – Informasicpnsbumn.com – PT INDONESIA POWER – IP adalah sebuah anak perusahaan PLN menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan listrik dengan daya mampu terbesar di Indonesia.
Cikal bakal perusahaan ini adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I), yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PLN yang waktu itu baru saja berubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Pada tanggal 3 Oktober 2000, PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power. Indonesia Power mengelola 8 Unit Bisnis Pembangkitan: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak-Grati dan Bali.

Lowongan Kerja BUMN di PT Indonesia Power

PT Indonesia Power membuka kesempatan kepada kandidat terbaik untuk memulai karir di bidang :
Operasi dan Pemeliharaan Pembangkit
Persyaratan Umum:
  • Laki – laki
  • Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Program Diklat Prajabatan
  • Kelahiran 1988 dan sesudahnya
  • IPK >= 2.75
  • Satu pelamar hanya diperbolehkan mendaftar 1 (satu) kdoe jabatan sesuai bidang studi
  • Berijazah D3 Teknik mesin (DME), Elektro (DEL), atau Kontrol Instrumen (DIC)
  • Bagi pelamar yang belum lulus D3 bisa mendaftar dengan melampirkan surat keterangan menyelesaikan tugas akhir dan akan diwisuda bulan Desember 2014
  • Tidak buta warna parsial / total
  • Berkelakukan baik dan bebas narkoba
  • Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Operasi PT Indonesia Power
  • Bukan pegawai PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaanya

Kamis, 16 Oktober 2014

PERANCANGAN PLTP DENGAN PEMANFAATAAN UAP BERLEBIH STUDI KASUS PT INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Pengembangan energi panas bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumur-sumur panas bumi yang telah ada maupun dengan cara mengoptimasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang telah beroperasi. Salah satu PLTP yang telah beroperasi saat ini adalah PLTP Kamojang unit 1, 2, dan 3 milik PT Indonesia Power. Saat ini diperkirakan terdapat uap panas sebesar 28,45 kg/s yang terbuang di vent structure. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan antara PT Pertamina Geothermal Energy dan PT Indonesia Power sebagai kompensasi adanya rugi-rugi pada proses pengangkutan uap. Pada tugas akhir ini dilakukan perancangan sebuah PLTP tambahan dengan menggunakan siklus uap kering dengan memanfaatkan uap panas yang terbuang tersebut. Perancangan dilakukan dengan memodelkan PLTP dan mengoptimasi dengan memvariasikan tekanan kondensor dan konfigurasi sistem ekstraksi gas untuk mendapatkan daya bersih turbin paling optimum. Dari hasil pemodelan didapatkan daya bersih turbin optimum adalah sebesar 15,19 MW, dengan daya turbin dan daya bantu masing-masing sebesar 15,94 MW dan 755,18 kW. Kondisi ini dicapai pada tekanan masuk turbin 6,5 bar, tekanan kondensor 0,07 bar, dan sistem ekstraksi gas liquid ring vacuum pump (LRVP) dua tingkat. Daya bantu digunakan untuk kebutuhan pompa, kipas menara pendingin, LRVP, dan komponen lainnya dalam sistem PLTP. Pada tugas akhir ini juga dilakukan perancangan ukuran separator dan demister.

Selasa, 14 Oktober 2014

analisis penerapan transfer pricing pada PT indonesia power

Analisis penerapan Transfer Pricing ( Harga Transfer) yang dibahas pada tesis ini dilakukan dengan bertitik tolak terutama pada pembahasan konsep Harga Transfer Negosiasi yang melihat dari penetapan komponen - komponen biaya transfer serta analisa peluang dan kendala pengembangan Harga Transfer Negosiasi.
Mengingat peran transfer pricing sangat penting dalam menetapkan harga energi yang ditransfer ke PT PLN (Persero), dikarenakan transaksi transfer energi dalam satu organisasi antara anak perusahaan dan holding biasanya tidak merupakan transaksi yang benar-benar bisnis, maka yang akan dibahas dalam tesis ini adalah:
1. Penerapan pusat pertanggungjawaban di PT Indonesia Power.
2. Penetapan dan penerapan sistem transfer pricing di PT Indonesia Power.
3. Dampak pemilihan metode sistem transfer pricing terhadap kinerja perusahaan.
4. Sejauh mana sistem transfer pricing dapat mendorong unit pembangkitan untuk menjaga tingkat ketersediaan instalasi tenaga listrik maupun peningkatan akurasi meter.
Penyusunan laporan menggunakan metode penilaian deskriptik analitik dengan pendekatan studi kasus dan data yang diperlukan diperoleh melalui cara penelitian lapangan maupun kepustakaan.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menilai kinerja para manajer , PT Indonesia Power memilih memperlakukan setiap satu kesatuan unit pelapor sebagai pusat biaya. Penerapan mekanisme Transfer Pricing digunakan untuk memacu mengoptimalkan operasi unit pembangkitan dengan memperhatikan kendala-kendala teknis sistem pasokan tenaga listrik tetapi sistem penetapan harga transfer di PT Indonesia Power kurang dapat digunakan sebagai salah satu signal untuk pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan sekaligus kinerja operasional.

Senin, 13 Oktober 2014

Sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai PT Indonesia Power

Rapat tentang sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai PT Indonesia Power, dilaksanakan di kantor pusat Indonesia Power ruang merica lantai 5, pada hari Selasa (12/8) pukul 09:30 WIB. Peserta rapat dihadiri oleh 23 orang pegawai Indonesia Power (IP) yang seluruhnya dari divisi bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Administrasi(ADS). Hadir juga dalam rapat tersebut yaitu Kepala Divisi (KDIV) SDM Herlina Abdullah dan KDIVADS  Agung Siswanto. Ketua rapat dipimpin oleh KDIV SDM Herlina Abdullah.
Pembahasan rapat mempunyai lima poin penting ialah Keputusan Direksi PT Indonesia Power No. 38.K/010/IP/2009 tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi (MSDM-BK), maka perlu ditetapkan Sistem Pembinaan Kompetensi dan karir pegawai yang transparan dan berkeadilan bagi setiap pegawai.
Yang kedua ialah Sistem Pembinaan Kompetensi dan karir akan memudahkan perusahaan dalam mempersiapkan pegawai yang berintegritas dan memiliki kompetensi tinggi untuk mencapai tujuan perusahaan. Ketiga ialah ketentuan grade di dalam Keputusan Direksi No. 203K/010/IP/2012 tentang sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai dan Keputusan Direksi No. 113.K/010/IP/2013 tentang perubahan atas Keputusan Direksi No. 203.K/010/IP/2012 tentang Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir Pegawai.
Keempat ialah komposisi dan kesiapan sumber daya manusia di perusahaan saat ini belum mendukung optimalisasi penerapan ketentuan persyaratan jabatan pada lampiran 2 Keputusan Direksi No. 203.K/010/IP/2012 tentang Sistem Pembinaan Kompetensi dan Karir Pegawai. Dan Kelima ialah berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam empat poin sebelumnya, perlu ditetapkan keputusan direksi  PT. Indonesia Power tentang sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai.
Adapun maksud  sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai adalah sebagai pedoman suskesi dan atau penetapan kandidat di dalam proses pelaksanaan pembinaan kompetensi dan karir pegawai yang transparan dan berkeadilan. Tujuan sistem pembinaan kompetensi dan karir pegawai adalah mempersiapkan pegawai agar memiliki integritas dan kompetensi tinggi serta professional untuk mencapai visi dan misi serta memenuhi nilai-nilai perusahaan.  

Minggu, 12 Oktober 2014

Pengembangan kompetensi SDM di Pt Indonesia Power

BISNIS INTI
PT Indonesia Power yang sebelumnya bernama PT PLN PJB 1 adalah suatu perusahaan yang
core business atau bisnis intinya adalah pembangkitan tenaga listrik. Sesuai anggaran dasar
perusahaan Indonesia Power juga dapat melakukan usaha usaha lainnya yang beerkaitan dengan
penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan itu dalam perkembangannya sejak berdiri selama lima
tahun terakhir Indonesia Power disamping bisnis utamanya : pembangkitan tenaga listrik di
Jawa Bali, juga telah merintis dan mengembangkan usaha lain seperti : jasa penyewaan
pembangkit, jasa operator pembangkit, jasa pemeliharaan pembangkit dan trading batubara.

KOMPENTENSI
Dengan bisnis inti dalam bidang pembangkitan tenaga listrik , Indonesia Power memiliki core
competence atau kompetensi inti antara lain : pemeliharaan pembangkit, operasi pembangkit,
enjinering dan pembangunan pembangkit, dan sekarang bertambah lagi dengan trading tenaga
listrik. Kompetensi inti tersebut terbangun sejak awal, melalui berbagai proses baik yang alami
maupun yang di programkan. Berbagai bisnis baru yang dikembangkan , disamping karena
melihat adanya peluang pasar, pada dasarnya juga tidak terlepas dari adanya kompetensi inti
tersebut yang ikut memberikan rasa percaya diri dan optimis akan keberhasilan.

Di tingkat Direktorat, Anak Perusahaan dan Unit Unit Bisnis dapat dan perlu pula didefinisikan
apa yang menjadi bisnis intinya dan apa kompetensi intinya. Demikian pula seterusnya
ditingkat dibawahnya. Di Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya misalnya; bisnis intinya adalah
pembangkitan tenaga listrik; sedangkan kompetensi inti-nya adalah pemeliharaan pembangkit,
operasi pembangkit dan niaga tenaga listrik. Dengan mengetahui kompetensi inti perusahaan
atau unit bisnis tersebut, maka dapat diuraikan kompetinsi inti yang lebih kecil sampai kepada
kempetensi SDM setiap individu.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Guna tingkatkan efisiensi kerja tinjau dan atur lagi jabatan di lingkungan perusahaan


Direktur Utama PT Indonesia Power (IP), Djoko Hastowo kembali mengingatkan bahwa persaingan IP semakinkin berat. Peringatan tersebut disampaikannya pada acara Serah Terima SK (Surat Keputusan) Pengangkatan Dalam Jabatan, selasa lalu di Kantor Pusat PT Indonesia Power, Jakarta.
Dikatakan Djoko, kedepannya IP  akan menerima kepercayaan lagi untuk dapat mengoperasikan mesin pembangkitan baru. Dia memperkirakan dalam skal besar antara 700 MW hingga 1400 MW.
Pada kesempatan tersebut Direktur Utama mengucapkan selamat bertugas kepada pejabat baru. Djoko berharap, pejabat yang telah menerima SK dapat segera menempati tugas baru. Tak lupa pula disampaikan ucapan terima kasih atas tugas sebelumnya yang telah dilaksanakan dengan baik.
Disebutkan bahwa pergantian susunan jabatan ini dalam rangka meningkatkan efisiensi keria di lingkungan PT Indonesia Power. Perusahaan memandang perlu untuk meninjau dan mengatur kembali jabatan di lingkungan PT Indonesia Power.
PT Indonesia Power membebaskan dengan hormat para Pejabat lama sekaligus menunjuk dan mengangkat pegawai pada jabatan baru. Surat Keputusan yang diserahkan itu  menginstruksikan kepada Pejabau baru untuk segera mengatur pekerjaan dalam bidang tugasnya dalam waktu 2 (dua) minggu.

Jumat, 10 Oktober 2014

Menghirup Kesegaran Alam PLTP Kamojang

Kementerian Lingkungan Hidup mendorong sejumlah perusahaan untuk terus memerhatikan kualitas pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup. Dorongan tersebut dilakukan, melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yang terdiri dari lima kriteria penilaian, yakni emas, hijau, biru, merah dan hitam.

PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Kamojang, Garut, Jawa Barat, sejak 2008 hingga 2013 mendapatkan proper Hijau. Artinya penilaian kinerja mendekati prestasi istimewa sebelum penilaian emas.

Kementerian Lingkungan Hidup mengajak sejumlah wartawan untuk melihat langsung kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang yang enam tahun terakhir mendapatkan penilaian nyaris sempurna. Perusahaan tersebut bergerak dalam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), yang notabene PLTP pertama di Indonesia.

Pantauan Metrotvnews.com di lokasi, PLTP yang terletak di kawasan Puncak Darajad itu, terasa sangat asri dan sejuk. Di sekitarnya, bahkan tak jauh dari PLTP, terdapat objek wisata pemandian air panas, dan tanaman pertanian yang subur dan hijau.

Salah seorang pengelola PLTP UBP Kamojang, Iim Ibrahim mengatakan, perusahaannya terus mempertahankan kualitas kinerja tersebut, bahkan pihaknya, kata Iim, sedang meningkatkan penilaian hingga proper yang berklasifikasi emas.

"PLTP ini sama sekali tidak merusak lingkungan, tidak menganggu sekitar lingkungan yang ada di sekitarnya. Contohnya pertanian subur, terus lokasi-lokasi pemandian air panas dekat, karena infrastrukturnya baik, dan dimanfaatkan masyarakat sekitarnya untuk pengembangan pariwisata," kata Iim selaku Ahli Tata Kelola Pembangkit, PLTP, UBP Kamojang, Garut, Rabu, (18/9/2014).

Dalam upaya mencapai emas, Iim mengaku standar yang ditetapkan oleh Kementerian LH akan tetap dijaga, terutama dalam pengelolaan limbah hasil dari operasional perusahaan dan penurunan emisi.

Misalkan, PLTP UBP memanfaatkan limbah lumpur untuk pembuatan paving block, sampah organik yang dijadikan pupuk kompos, penghematan kertas dengan paperless gaji online para pegawai, dan lain sebagainya.

Pria yang sudah 32 tahun mengabdi di PLTP menambahkan, pihaknya dapat mengelola emisi dengan menggunakan 100 persen bahan bakar uap panas bumi yang ukurannya hanya sebesar 64.2 kg CO2/MWh.

Sementara itu, karyawan PLTP tidak diperkenankan membawa mobil pribadi ke tempat kerja, namun berangkat dan pulang dengan kendaraan terintegrasi yang disediakan perusahaan dan lain sebagainya.

Anak perusahaan PLN tersebut bertekad melindungi lingkungan dengan menggunakan sumber-sumber daya alam secara efektif dan eifisien, mengurangi dampak yang merusak dari proses pembangkit dengan terus menerus memonitor tingkat kualitas limbah terhadap lingkungan fisik. Juga memonitor kualitas air, udara, dan kebisingan secara rutin.

"Kami berkomitmen, pengelolaan pembangkit listrik panas bumi ini,  renewable, ramah lingkungan. Ini cocok sekali untuk dikembangkan potensinya khususnya di Indonesia ini, karena besar sekali potensi yang belum dikembangkan," tandas Iim.

Panas bumi merupakan energi terbarukan yang bersih mudah didapat secara kontinyu dalam jumlah besar dan ketersediaan tidak berpengaruh oleh cuaca, bebas polusi udara. 

Kamis, 09 Oktober 2014

Pergantian pejabat dalam rangka generasi pada struktur Pt Indonesia Power


Dalam rangka melakukan proses regenerasi pada struktur organisasi, PT Indonesia Power kembali melantik pejabat baru pada berbagai jabatan di level eksekutif senior.
Bertempat di ruang Serbaguna Lantai 1 PT Indonesia Power Jakarta, selasa (31/07) Direktur Utama, Djoko Hastowo menyaksikan penyerahan SK dan serah terima jabatan terhadap 32 orang pegawai.
Dijelaskan oleh Dirut bahwa proses pemilihan kandidat ini dilakukan selama 6 bulan. Djoko Hastowo mengucapkan selamat kepada para pegawai yang terpilih menduduki jabatan baru tersebut. Beliau juga mengucapkan selamat jalan kepada General Manager Unit Bisnis Pembangkitan Semarang, Sumarna Prawiranegara yang telah memasuki masa pensiun.
Direktur Utama juga meminta agar para pejabat yang baru dilantik tersebut dapat  segera melaksanakan tugas barunya dengan sebaik-baiknya. Dikatakannya bahwa, jabatan baru ini akan terus dievaluasi setiap 6 bulan sekali. 

Rabu, 08 Oktober 2014

CIC BENCMARK KE PT HOLCIM INDONESIA

Kantor Pusat Indonesia Power yang menjadi Center Point untuk Tim yang akan berangkat dari Jakarta, dan beberapa Tim yang memang sudah berencana untuk berangkat langsung menuju Holcim yang berada di Narogong – Cileungsi. Sekitar 40 orang yang tergabung dan hadir pada pertemuan CIC kali ini antara lain dihadiri oleh Tim dari PLN, Holcim, Trakindo, Indonesia Power, Toyota, Indo Tambangraya Megah dan yang baru bergabung Kereta Api Indonesia & Indosat.
Pembukaan oleh Management PT Holcim Indonesia (Manager Plant Narogong) dan dilanjut sharing mengenai Pelaksanaan Program OPI (Organizational Performance Improvment) di Holcim (Bapak Priyatno – Manager OPI Holcim sekaligus Ketua CIC), mungkin sedikit berbeda dengan OPI yang dilaksanakan di PLN, OPI di Holcim yang bergulir sejak tahun 2006 dan di dampingi oleh konsultan yang sama dengan PLN yaitu McKinsey, OPI Di Holcim berada di Direktorat SDM sedangkan di PLN  berada di Direktorat Operasi. saat ini OPI di Holcim sudah masuk disemua lini proses bisnisnya (HR, Operation, Finace, Sales,dll). Bahkan OPI di Holcim sudah digunakan sebagai Program Promosi Jabatan, jika seseorang yang sudah menduduki Jabatan Manajer Dasar di Holcim dan ingin Naik ke Jabatan selanjutnya maka orang tersebut harus masuk dulu di OPI selama kurang lebih 2 tahun untuk selanjutnya diberikan tugas dan penilaian apakah layak untuk lanjut naik ke jabatan selanjutnya.
Penjelasan mengenai program CIC juga disampaikan kembali oleh Tim CIC  (Bapak Kiki Risyandi) kepada Tim yang baru bergabung (Kereta Api Indonesia dan Indosat). Setelah penyampai Materi dari Holcim dan CIC dilanjut dengan kegiatan Site Visit ke Plant di Holcim. Tim Holcim sudah mempersiapkan 2 buah mini bus untuk mengangkat kita berkeliling di plant dan tambang Holcim serta kita bisa melihat improvement apa saja yang dilakukan oleh Holcim.
Sharing selanjutnya disampaikan oleh Tim Toyota Motor Manufacturing Indonesia (Bapak Gentur Upadi) Sharing yang disampaikan mengenai Safety Improvement Program di Toyota. mengingat sangat pentingnya budaya Safety diterapkan disemua perusahaan apalagi Toyota adalah perusahaan dari Jepang, dimana perusahaan Jepang itu terkenal sangat Disiplin, kita banyak belajar dari materi-materi yang disampaikan, mungkin pertemuan CIC berikutnya bisa kita laksanakan di Toyota sekaligus kita bisa melihat proses pembuatan Mobil dari awal sampai akhir (Seperti Video yang disampaikan oleh Pak Gentur).
Diakhir acara ada pemberian plakat tanda ucapan terima kasih CIC kepada PT Holcim Indonesia, ucapan terima kasih ini disampaikan oleh Bapak Utoyo Nurtanio (CIO Trakindo) kepada Bapak Priyatno. Kegiatan CIC tidak akan berhenti disini saja, masih banyak agenda kegiatan kita kedepan, seperti Rencana Seminar Nasional Continuous Improvement, Benchrmark ke Perusahaan Non CIC, Gathering, dll.

Selasa, 07 Oktober 2014

penelitian penerapan transfer pricing

Analisis penerapan Transfer Pricing ( Harga Transfer) yang dibahas pada tesis ini dilakukan dengan bertitik tolak terutama pada pembahasan konsep Harga Transfer Negosiasi yang melihat dari penetapan komponen - komponen biaya transfer serta analisa peluang dan kendala pengembangan Harga Transfer Negosiasi.
Mengingat peran transfer pricing sangat penting dalam menetapkan harga energi yang ditransfer ke PT PLN (Persero), dikarenakan transaksi transfer energi dalam satu organisasi antara anak perusahaan dan holding biasanya tidak merupakan transaksi yang benar-benar bisnis, maka yang akan dibahas dalam tesis ini adalah:
1. Penerapan pusat pertanggungjawaban di PT Indonesia Power.
2. Penetapan dan penerapan sistem transfer pricing di PT Indonesia Power.
3. Dampak pemilihan metode sistem transfer pricing terhadap kinerja perusahaan.
4. Sejauh mana sistem transfer pricing dapat mendorong unit pembangkitan untuk menjaga tingkat ketersediaan instalasi tenaga listrik maupun peningkatan akurasi meter.
Penyusunan laporan menggunakan metode penilaian deskriptik analitik dengan pendekatan studi kasus dan data yang diperlukan diperoleh melalui cara penelitian lapangan maupun kepustakaan.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menilai kinerja para manajer , PT Indonesia Power memilih memperlakukan setiap satu kesatuan unit pelapor sebagai pusat biaya. Penerapan mekanisme Transfer Pricing digunakan untuk memacu mengoptimalkan operasi unit pembangkitan dengan memperhatikan kendala-kendala teknis sistem pasokan tenaga listrik tetapi sistem penetapan harga transfer di PT Indonesia Power kurang dapat digunakan sebagai salah satu signal untuk pengambilan keputusan dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan sekaligus kinerja operasional.

Senin, 06 Oktober 2014

Pengukuran dan Analisis Kinerja Operasional Pembangkit Menggunakan Data Envelopment Analysis dan IEEE standard 762-1987 (Studi Kasus di PT Indonesia Power Unit bisnis Pembangkitan Semarang)

Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui seberapa efisien anak perusahaan bekerja untuk memenuhi tuntutan perusahaan di tengah keterbatasan sumber daya yang ada. Ketika pengukuran kinerja dibuat, maka akan muncul serangkaian unit pengambilan keputusan yang digunakan untuk membandingkan sumber-sumber mana yang memiliki potensi atau menjadi sumber ketidakefisienan perusahaan. Faktor evaluasi ini dapat digolongkan ke dalam faktor input dan output. Sebagai perusahaan yang berproduksi berdasarkan voltage demand, maka keandalan sentral pembangkit menjadi kunci pemenuhan permintaan terhadap tegangan listrik di Jawa-Bali. Sesuai dengan karakteristik unit bisnisnya, Unit Bisnis Pembangkitan Semarang digolongkan dalam pembangkit jenis thermal. Sehingga pengukuran keandalan sentral pembangkit untuk mengubah energi menjadi tolak ukur kinerja operasional unit ini. Keandalan operasi suatu sentral pembangkit menurut Marsudi (1997) dapat dilihat dari besarnya cadangan daya yang tersedia dan jumlah gangguan yang terjadi selama periode operasi. Pengukuran keandalan sentral pembangkit mengacu pada definisi-definisi yang terdapat pada IEEE Standard 762-1987. Standar ini merupakan standar definisi formal yang digunakan sebagai acuan pada pembangkit yang beroperasi berdasarkan beban yang mendefinisikan lebih dari 66 terminologi yang berkaitan dengan keandalan dan 25 indeks performansi. Pengukuran efisiensi tiap Sentral Pembangkit dilakukan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). DEA adalah salah satu metode evaluasi efisiensi kinerja yang banyak digunakan untuk mendapatkan efisiensi relatif suatu perusahaan. DEA telah digunakan secara luas untuk mengukur efisiensi kinerja berbagai perusahaan dan memungkinkan untuk diaplikasikan sebagai perbandingan (benchmarking) pada perusahaan sejenis. Karena kondisi efisiensi 100% sukar dicapai akibat keterbatasan kemampuan sumberdaya, maka dilakukan pengukuran efisiensi relatif. Efisiensi relatif berarti nilai suatu obyek tidak dibandingkan dengan kondisi ideal namun dibandingkan dengan nilai efisiensi obyek lain. Dari hasil pengukuran efisiensi relatif dari tiap sentral pembangkit pada setiap bulan sepanjang tahun 2006 dan 2007, nilai efisiensinya telah mencapai nilai 1 yang berarti bahwa penggunaan input maupun output pada kondisi masing-masing periode telah optimal. Namun untuk rata-rata tahun 2006, unit 3 memiliki nilai efisiensi relatif terendah yaitu 0,85 dengan bobot faktor dominan dimiliki oleh produksi netto. Produksi netto yang rendah disebabkan oleh berkurangnya waktu produksi akibat outage dan konsumsi bahan bakar untuk peralatan subtitusi atau pendukung selama terjadi outage. Dari pengukuran keandalan pembangkit pada tahun 2006 terjadinya outage terutama pada sentral pembangkit Tambak Lorok 3 menyebabkan avaibilitas pembangkit berkurang karena penghentian produksi dan penurunan kapasitas untuk mencegah kerusakan yang lebih besar. Sedangkan pada tahun 2007, terjadi penurunan outage akibat gangguan namun avaibilitas pembangkit cenderung lebih rendah karena terjadi proses pemeliharaan periodik pada sentral pembangkit untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tahun 2006 sehingga diharapkan pada tahun 2008 gangguan yang mungkin terjadi dapat diminimalkan.  

Minggu, 05 Oktober 2014

MONITORING OPI MEMASTIKAN KESELARASAN DIANTARA BERBAGAI PROGRAM STRATEGIS PERUSAHAAN

PT Indonesia Power melakukan kegiatan pemantauan perkembangan penerapan program Peningkatan Kinerja Operasional. Program yang akrab disebut OPI (Operational Performance Improvement) secara berkala dipantau perkembangannya di seluruh Unit PT Indonesia Power.
Kepala Satuan Mutu & Kinerja, PT Indonesia Power, Ria Tri Sakya menjelaskan tujuan monitoring adalah untuk memenuhi action plan implementasi kriteria Malcolm Baldrige. Saat ini dirasakan program OPI masih belum mendapatkan expose. 
 Untuk itu Ria memandang perlu dilakukan koordinasi dengan unit melalui fasilitas video Conference (ViCon) bersama General Manager (GM). Untuk itulah, hari ini, Selasa, (5/3) dilakukan pemantauan implementasi OPI dengan seluruh unit di lingkungan PT Indonesia Power melalui Video Conference. 
Ria juga memandang penting kegiatan pemantauan ini guna menyelaraskan ragam program strategis di korporat. Berbagai program ini ditujukan guna pencapaian target-target kinerja perusahaan. 
Selanjutnya diharapkan,kegiatan pemantauan ini dapat membantu persiapan usulan-usulan program kerja tahun akan datang. Ditambahkan pula bahwa kesemuanya diarahkan untuk mencapai target sebagai perusahaan dengan layanan kelas dunia (WCS) tahun 2015. 
Hal ini bisa diraih hanya jika ada integrasi antara program aset manajemen dengan metodologi diagnostik dari program OPI.  Walaupun kegiatan pemantauan ini baru yang pertama dilakukan, diharapkan bisa dilaksanakan secara rutin untuk memastikan bergulirnya program OPI & Aset Manajemen.

Sabtu, 04 Oktober 2014

ANALISIS PENGARUH KUALITAS KEMITRAKERJAAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MITRA KERJA DI PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan kemitrakerjaanynag meningkatkan kinerja pemasaran. Untuk memelihara kualitas kemitrakerjaan perusahaan mitra kerja dapat dilakukan melalui komitmen jangka panjang , komunikasi , dan berbagi resiko . Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan mitra kerja di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Semarang. Penelitian ini diajukan model teoritis dengan 4 (empat) hipotesis yang diuji dengan metode SEM. Sampel penelitian ini adalah 122 perusahaan mitra kerja PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Semarang yang berada di kota Semarang . Hasil analisis SEM memenuhi criteria Goodness of Fit Index ; X2 (chi- square) 96.704, probability 0.144 (≥0.05), RMSEA 0.037 (≤0.08), GFI 0.908 (≥0.90), AGFI 0.867 (≥0.90), TLI 0.991 (≥0.95), CFI 0.993 (≥0.985). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kemitrakerjaan dapat ditingkatkan melalui komitmen jangka panjang , komunikasi, dan berbagi resiko . Dari ketiga faktor tersebut ditemukan komitmen jangka panjang merupakan dasar bagi perusahaan mitra kerja PT. Indonesia Power UBP Semarang untuk melakukan kemitrakerjaan .

Jumat, 03 Oktober 2014

Pelaksanaan serah terima jabatan Pt Indonesia Power


Bertempat di ruang Paiton lantai 3 PT PLN (Persero) Jakarta, hari ini (13/12) dilaksanakan serah terima jabatan Direksi Anak Perusahaan PT PLN (Persero) yang bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik,  PT Indonesia Power.
Serah terima jabatan dan pengangkatan ini merupakan hasil keputusan pemegang saham PT Indonesia Power secara sirkuler pada tanggal 11 Desember 2013. Hasil keputusan tersebut mengangkat nama-nama pejabat baru sebagai berikut :
1. Supangkat Iwan Santoso, Direktur Utama
2. Eri Prabowo, Direktur Produksi
3. Antonius RT Artono, Direktur Niaga
4. Sripeni Inten Cahyani, Direktur Keuangan
5. Roikhan, Direktur SDM
Serah terima jabatan ini dipimpin langsung oleh  Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji yang dihadiri oleh pejabat dilingkungan PT PLN. Jabatan itu diserahkan dari pejabat lama dengan nama-nama sebagai berikut :
1. Djoko Hastowo, Direktur Utama
2. Mustiko Bawono, Direktur Produksi
3. Antonius RT Artono, Direktur Niaga
4. Dewi Srie Wahyunie, Direktur Keuangan
5. Firman Dini, Direktur SDM.

Kamis, 02 Oktober 2014

Pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja Pt indonesia power saguling

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui budaya organisasi dan motivasi kerja pegawai serta pengaruhnya dengan kepuasan kerja pegawai di lingkungan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analisis dan verifikatif survey .Mengingat sifat penelitian ini adalah deskriptif dan Verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriftive survey dan metode explanatory survey dengan menggunakan teknik simple random sampling. Ukuran sampel adalah 170 responden. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuisoner dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan secara simultan memperlihatkan budaya organisasi dan motivasi sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling. Secara parsial, budaya organisasi dan motivasi mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Variabel budaya organisasi merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel kepuasan kerja pegawai dibamdingkan variabel motivasi

Rabu, 01 Oktober 2014

Direktur SDM Indonesia power resmikan continous Improvement Community


Bertempat di ruang auditorium PT Indonesia Power,Rabu, 15 Mei 2013 berlangsung peresmian dan peluncuran Continuous Improvement Community (CIC). Peresmian dihadiri pimpinan perusahaan dari PT Holcim, PT Trakindo, PT PLN (Persero) dan PT PJB. PT Indonesia Power bertinda sebagai tuan rumah dan Sekretariat CIC.  DIREKTUR SUMBER DAYA MANUSIA PT Indonesia Power, Firman Dini memberikan sambutan dan sekaligus meresmikan peluncuran CIC.
Firman Dini menyambut baik visi dan misi CIC yang digagas oleh perusahaan-perusahaan besar di bidang manufacturing, konstruksi, pertambangan dan energi. Guna menciptakan budaya continuous improvement (peningkatan berkelanjutan) pada dunia usaha di Indonesia, maka sudah sepatutnya program CIC ini  kita dukung. Dukungan diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan perbaikan secara berkesinambungan sehingga dapat menciptakan daya saing perusahaan (Indonesia) di pasar global.
Pembentukan CIC dilatar belakangi banyaknya perusahaan di Indonesia yang mempunyai pola pendekatan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Masing-masing perusahaan tersebut memiliki forum berbagi pengetahuan secara internal. Oleh sebab itu dirasakan perlunya suatu komunitas antar perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan perbaikan kinerja secara berkesinambungan.
Selain itu juga diharapkan dapat saling berbagi pengetahuan antar perusahaan, meningkatkan operasional ekselen,dan peningkatan produktivitas. Adanya harapan itulah komunitas  CIC digagas oleh tim Operational Performance Improvement (OPI) PT PLN (Persero) bersama PT Holcim Indonesia. Komunitas ini sebagai wadah yang dapat memberikan kontribusi pada dunia usaha Indonesia khususnya di bidang Operational Excellence.
Sejak Desember tahun 2012, CIC sudah diikuti PT PJB, PT Indonesia Power, PT Trakindo Utama. Diharapkan dalam waktu dekat akan segera bergabung dari perusahaan lain seperti PT Petrosea, PT Pertamina (Persero), PT GE Indonesia, PT Toyota Manufacturing Indonesia, PT Garuda Indonesia. Sampai saat ini kegiatan penyusunan organisasi CIC sudah dilaksanakan, dan akan terus dilanjutkan dengan program-program kegiatan yang lain untuk mencapai tujuan komunitas ini.
Pada kesempatan ini, DIREKTUR SDM PT Holcim memberikan sharing knowledge mengenai Leadership Development Journey di PT Holcim. Sedangkan DIREKTUR UTAMA PT Trakindo memberikan kata-kata penutupan dan penghargaan apresiasi atas keberhasilan terbentuknya komunitas CIC. Yang bersangkutan juga menitipkan pesan agar tetap bersemangat apabila dalam perjalanan CIC ini menemui kejenuhan dalam mengimplementasikan program-program kegiatannya.